Pages

Banner 468 x 60px

 

Rabu, 21 Maret 2018

Ketrampilan Bertutur Kata Yang Perlu Dimiliki Anak

0 komentar
Anak yang santun dan berhati mulia bisa terlihat dari tutur katanya. Sebagai orang tua, Anda perlu mengajarkannya sedini mungkin. Karena dengan ketrampilan bertutur kata ini, seorang anak akan lebih mudah untuk diterima oleh siapa saja, sehingga ia tidak mengalami kesulitan dalam bergaul dan bersosialisasi.  Ketrampilan ini meliputi beberapa aspek, yaitu intonasi suara, nada bicara, volume suara, pemilihan kata dan bahasa tubuh.
  1. Intonasi suara

Intonasi suara yang jelas akan membawa daya tarik tersendiri bagi lawan bicara. Anak-anak yang cerdas, biasanya memiliki intonasi suara yang baik dan bahkan bisa melebihi orang dewasa. Kita bisa mengajarkan anak memiliki intonasi suara yang baik dengan cara banyak memberikan dia kesempatan untuk berbicara. Jawablah setiap pertanyaan anak dengan kalimat lengkap, tegas dan serius, layaknya Anda menjawab pertanyaan yang diajukan oleh bos Anda. Kita juga bisa melatih anak dengan memberikan kesempatan untuk melakukan “story telling”, entah Anda berperan sebagai pendengar atau mengajak anak ikut dalam perlombaan yang berhubungan dengan “public speaking”. Karena intonasi suara yang baik sangat berhubungan dengan kepercayaan diri. Agar kepercayaan diri anak semakin kuat, maka anak perlu tekun berlatih melakukan “public speaking”. Hal yang terpenting adalah biarkan anak memiliki intonasi suara yang sesuai dengan pribadinya. Jangan memaksa anak memiliki intonasi suara yang tegas, layaknya orang militer, padahal ia adalah pribadi yang lembut namun berwibawa.
  1. Volume suara

Jangan biasakan membentak anak atau menggunakan suara keras saat berbicara maupun menasihati anak. Karena hal ini bisa merusak kepribadian anak, sekaligus bisa membuat anak berpikir bahwa berbicara dengan cara membentak adalah hal yang wajar. Bila hal ini sudah menjadi hal yang biasa, maka di kehidupan sehari-hari pun anak akan memiliki kebiasaan yang kurang baik dalam hal berbicara. Ia akan mudah menggunakan volume suara yang keras, sehingga terkesan urakan dan tidak sopan. Biasakanlah menggunakan suara yang lembut saat menasihati atau berbicara kepada anak. Sehingga hal ini akan dicontoh oleh buah hati Anda. Bila Anda hendak menasihati anak, namun dalam keadaan emosi yang kurang stabil, usahakanlah untuk menenangkan diri terlebih dahulu, sehingga volume suara pun lebih terkontrol dan stabil.
  1. Pemilihan kata

Kebiasaan orang tua dalam menggunakan kata-kata positif saat menasihati anak akan membuat anak memiliki ketrampilan dalam memilih kata, terutama saat berbicara. Jangan biasakan berbicara dengan anak dengan menggunakan kata-kata yang negatif, kasar, apalagi yang tidak sopan. Anak-anak akan lebih mudah menerima hal-hal yang kurang baik, maka Anda perlu berhati-hati dalam memilih kata, terutama saat menasihati anak. Selain kata-kata yang positif, anak-anak juga perlu belajar memuji lawan bicara. Agar anak terampil dalam memuji orang lain, maka Anda pun perlu rajin memuji anak, terutama saat ia melakukan hal-hal yang baik
  1. Bahasa tubuh

Bahasa tubuh juga akan membuat anak menjadi terlihat menarik. Saat berbicara pada anak, biasakanlah melakukan kontak mata. Dengan melakukan kontak mata, anak pun akan terbiasa melakukan kontak mata dengan orang lain, sehingga bisa memacu kepercayaan diri anak. Saat berbicara kepada anak, Anda harus dalam keadaan hati yang tenang. Bila hati Anda tenang, maka anak pun akan terbiasa melakukan komunikasi dalam keadaan yang tenang, tidak mudah cemas, dan tidak terlihat terburu-buru. Dalam keadaan hati yang tenang, anak akan terlihat rileks dan mampu mengendalikan setiap gerakannya. Hal ini akan membuatnya tidak terbiasa melakukan gerakan-gerakan tubuh yang tidak perlu saat berbicara, misalnya menggoyangkan tubuh, menggerakkan kaki, maupun garuk-garuk kepala, yang akan membuat anak menjadi kurang menarik.
  1. Ekspresi wajah

Saat berbicara pada anak, berusahalah menunjukkan ekspresi wajah yang ceria dan murah senyum, sehingga anak akan mencontohnya. Anak yang terbiasa berbicara dengan wajah berseri akan menambah daya tarik anak dalam berbicara, sehingga ia akan terkesan ramah dan terbuka pada siapa saja.
  1. Jabat tangan erat

Ajarilah anak berjabat tangan yang baik, yaitu dengan menggenggam erat tangan orang yang kita ajak berjabat tangan, sambil melakukan kontak mata dan tatapan yang ramah.  Hal ini akan membantu anak agar mendapatkan kesan yang baik saat pertama berkenalan dengan teman atau orang yang baru.
Ketrampilan bertutur kata memang perlu dimiliki oleh setiap anak sejak dini. Hal ini akan sangat berguna bagi masa depan anak. Bila sejak dini seorang anak sudah memiliki kemampuan berbicara yang baik, maka ia akan semakin mudah diterima oleh masyarakat dalam pergaulan, sehingga lebih memiliki banyak kesempatan terutama dalam karirnya kelak.


DAFTAR SEGERA TEMPAT TERBATAS
Lembaga Kursus dengan program terlengkap yang mempunyai fasilitas pembelajaran paling nyaman untuk memantapkan siswa dalam persiapan masuk PTN, target lolos PTN, dan siap bersaing dengan sekolah lain. 

LEARNING IS SUPER FUN…
CP. Shinta Dewi 085725068738 

Silahkan KLIK DISINI untuk informasi lebih lanjut.
Ikuti dan dapatkan Tips & Trik masuk SMA TARUNA NUSANTARA 

Read more...

Menasihati atau Menegur Anak Perlu Berhati-hati, Ini Caranya!

0 komentar
Entah karena aktivitasnya yang terkadang membahayakan dirinya sendiri, entah karena mengabaikan nasihat yang pernah diberikan orang tua, entah karena keaktifannya yang mengganggu aktivitas orang tua, anak-anak terkadang membuat orang tua kehilangan kesabaran. Teguran atau nasihat sangat diperlukan anak-anak supaya mereka bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Sehingga perilaku dan perkataan mereka bisa lebih baik. Namun bila teguran atau nasihat tersebut kurang “pas”, maka hal ini bisa menjadi bumerang bagi orang tua. Karena bagaimana pun pribadi anak-anak adalah pribadi yang masih sangat peka dan mudah tertekan bila menerima suatu teguran atau nasihat yang terlalu keras.
  1. Menggunakan kata-kata positif

Kata-kata positif adalah kata-kata yang bersifat membangun. Kata-kata positif menghindari kata “tidak boleh” atau “jangan”. Kata-kata positif lebih merujuk pada saran atau penjelasan mengenai suatu alasan mengapa suatu perbuatan tidak boleh dilakukan. Misalnya ada anak yang nonton TV hingga larut malam. Orang tua bisa menasihati anak tersebut dengan mengatakan, “Nak… Hari sudah larut malam. Bila kamu tidur terlalu larut malam, besok kami bisa bangun terlambat.”
Selain kata-kata positif, anak-anak juga perlu memiliki ketrampilan bertutur kata.
  1. Hindari kata-kata sifat yang negatif

Ada banyak kata-kata sifat yang memiliki nilai negatif dan sering diucapkan orang tua kepada anaknya. Kata-kata negatif ini misalnya adalah kata bodoh, payah, nakal, bandel, dan lainnya. Kata-kata seperti ini seharusnya tidak boleh terucap oleh orang tua kepada buah hatinya. Kata-kata ini bisa diubah menjadi kata-kata yang bersifat motiivatif. Misalnya kata bodoh atau malas, bisa diganti dengan kalimat motivatif, “Kamu harus lebih rajin belajar supaya mendapatkan nilai yang lebih baik!”
  1. Saat berada dalam bahaya

Ada kalanya anak melakukan tindakan yang membahayakan dirinya. Orang tua terkadang menjadi panik, sehingga mengeluarkan kata-kata yang bersifat kasar atau malah membuat anak terkejut dan ikutan panik. Hal-hal seperti ini perlu dihindari, walaupun terkadang karena penyakit “latah” orang tua sering melakukannya. Hal-hal yang bersifat mengejutkan anak sebaiknya dihindari, karena hal ini bisa memberikan efek trauma bagi anak. Menunjukkan ketegasan tidak harus dalam keadaan panik atau marah. Tidak mudah memang, karena terkadang karena sifat bawaan orang tua sering lupa dan melakukan kesalahan. Namun bila sekarang anda memahami dampak negatifnya, semoga anda bisa segera mengubah sikap anda. Yang perlu dilakukan orang tua saat buah hatinya melakukan hal yang membahayakan adalah dengan mengatakan, “Awas”, “Stop”, atau “Hati-hati”. Sebaiknya anda menggunakan salah satu kata saja, sehingga anak menjadi terbiasa bahwa kalau anda menggunakan kata, misalnya “Awas”, berarti aktivitas yang sedang dilakukan sangatlah berbahaya dan harus dihentikan.
  1. Bersikap bijak dalam memberikan konsekuensi

Bila anak melakukan hal-hal yang positif, maka anak akan mendapatkan penghargaan, berupa pujian atau diberikan hadiah tertentu. Namun tentu saja ada juga yang namanya konsekuensi negatif. Konsekuensi ini diberikan kepada anak yang melanggar kesepakatan atau aturan yang telah dibuat oleh orang tua dan anak. Konsekuensi negatif yang disarankan adalah dengan mengurangi hal-hal atau aktivitas yang disukai anak-anak. Misalnya ada anak yang gemar bermain selama 2 jam per hari. Maka bila ia berbuat kesalahan, maka ia hanya boleh bermain game 1 jam per hari.
Akan lebih baik lagi bila Anda membuatkan anak suatu aturan. Aturan ini perlu dibuat dengan cara membuat kesepakatan bersama anak.
  1. Menenangkan diri

Agar hati tetap tenang saat menasihati anak, sebaiknya anda berusaha berinstrospeksi diri terlebih dahulu. Bila perlu anda sudah menulis poin-poin yang akan diberikan kepada anak dan sampaikanlah dengan kalimat yang baik atau positif. Bila perlu berdoalah terlebih dahulu agar kata-kata negatif tidak keluar dari mulut anda. Bagaimana pun emosi yang labil bisa membuat anda mengeluarkan kata-kata negatif, dan nada bicara anda pun menjadi keras atau tinggi. Hal ini akan sangat menyakiti hati anak.
Ketenangan hati dalam menasihati anak usia dini memang sangat penting. Hal ini perlu dilakukan mengingat anak-anak adalah pribadi yang masih sangat rapuh.
  1. Tidak mengancam

Hindari kalimat yang bersifat mengancam, misalnya “Kalau makanannya tidak habis nanti kamu nanti tidak bisa menjadi anak yang pintar.” Kata-kata atau kalimat yang bersifat mengancam akan menyebabkan kejiwaan anak menjadi terancam. Bila terus menerus dilakukan maka akan sangat mengganggu kejiwaan anak. Anak bisa menjadi pribadi yang minder, penakut, dan tidak terbiasa mengikuti kegiatan-kegiatan yang bersifat dilihat banyak orang.Hal ini dikarenakan pemikiran anak yang menganggap bahwa dirinya adalah anak yang tidak bisa melakukan sesuatu dengan benar.
Bagaimana pun pendekatan emosional dari orang tua kepada anak adalah yang utama. Kualitas kebersamaan antara orang tua dan anak harus selalu ditingkatkan setiap hari. Sehingga dengan adanya kualitas kebersamaan yang baik, maka segala permasalahan bisa cepat terselesaikan dan tidak perlu khawatir. Dengan kedekatan ini pula, orang tua semakin paham kata-kata apa saja, kalimat yang bagaimana, dan poin-poin apa saja yang perlu disampaikan, agar anak tidak tertekan apalagi merasa depresi dengan nasihat-nasihat yang diberikan orang tua.


DAFTAR SEGERA TEMPAT TERBATAS
Lembaga Kursus dengan program terlengkap yang mempunyai fasilitas pembelajaran paling nyaman untuk memantapkan siswa dalam persiapan masuk PTN, target lolos PTN, dan siap bersaing dengan sekolah lain. 

LEARNING IS SUPER FUN…
CP. Shinta Dewi 085725068738 

Silahkan KLIK DISINI untuk informasi lebih lanjut.
Read more...

Cara Menerapkan Aturan, Agar Anak Tidak Tertekan

0 komentar
Aturan-aturan memang perlu diterapkan, agar anak bisa menjaga ketertiban dan mengutamakan kedisiplinan. Namun bila aturan tersebut terlalu berat bagi anak, tentu bisa menyebabkan anak menjadi tertekan. Bagaimana agar aturan ini bisa dipatuhi anak dengan ketulusan tanpa ada rasa keterpaksaan?
  1. Perlunya membuat aturan secara bersama. Berdiskusilah dengan buah hati tercinta.

Agar tercipta suatu mufakat bulat, maka orang tua perlu berdiskusi bersama anak. Orang tua tidak boleh membuat aturan secara sepihak. Diskusikan kepada anak tentang aturan yang disepakati. Biarkan anak yang memutuskan konsekuensi dari aturan yang dibuat. Selain itu, orang tua juga perlu menjadi contoh yang baik. Dalam hal ini, orang tua juga harus mematuhi aturan yang telah disepakati. Konsekuensi yang disepakati haruslah memiliki tujuan untuk memperbaiki kepribadian anak.
  1. Berlakukan konsekuensi saat anak sudah bisa menenangkan diri

Saat anak berbuat kesalahan, tentu saja orang tua perlu menegur anak. Namun terkadang teguran kepada anak, membuat anak menjadi sedih atau marah. Terkadang ekspresi kesedihan dan kemarahan terungkap secara verbal. Dalam keadaan ini, orang tua perlu menenangkan anak terlebih dahulu. Bila perlu, berikan waktu sejenak kepada anak untuk menenangkan diri atau melakukan introspeksi diri, hingga dia menyadari kesalahannya. Bila anak ingin melakukan pembelaan, tentu saja orang tua perlu mendengarkan anak dengan dengan penuh kesabaran. Setelah anak terlihat lebih tenang dan menyadari kesalahannya, berikan konsekuensi kepadanya.
  1. Ketegasan dengan cinta dan kelembutan

Bila anak benar-benar telah melakukan kesalahan, konsekuensi harus tetap dilaksanakan. Hal ini bisa menumbuhkan tanggung jawab pada anak. Konsekuensi juga tidak perlu hal-hal yang berat. Contoh konsekuensi yang bisa diberikan kepada anak adalah tidak boleh bermain video game dalam jangka waktu tertentu atau mengurangi uang jajan. Bila anak mengeluh saat diberikan konsekuensi, tetaplah pada pendirian. Jelaskan kepada anak dengan kelembutan akan pentingnya bertanggung jawab dengan apa yang telah ia perbuat.
  1. Konsekuensi positif juga perlu

Anak-anak tidak hanya membutuhkan konsekuensi yang berwujud “hukuman”, namun mereka juga membutuhkan pujian dan penghargaan. Saat mereka melakukan sesuatu yang baik, orang tua bisa memberikan pujian atau penghargaan kepada anak. Ucapkan pujian dengan hati yang tulus. Bila perlu, berikan penghargaan juga kepada anak, agar anak semakin terpacu untuk mematuhi aturan.
  1. Lakukan rekonsiliasi agar tiada luka di hati

Setelah anak melakukan kesalahan dan mendapatkan konsekuensi, biasanya anak akan merasa bersalah (bila ia benar-benar bersalah). Dalam hal ini, rekonsiliasi sangatlah penting. Orang tua perlu melakukan pendekatan kembali kepada anak. Ungkapkan apa ketidaksukaan Anda dari apa yang telah dilakukan anak, sehingga anak akan paham akan kesalahannya dan memiliki niat untuk memperbaiki. Bila perlu, Anda bisa memulainya dengan meminta maaf bila ada kata-kata tindakan anda yang salah.
  1. Aturan perlu dipatuhi oleh anak-anak dan orangtua

Anak-anak biasanya akan mencontoh perbuatan dan perkataan orang tuanya. Maka sebagai orang tua, anda perlu memberikan contoh yang baik bagi buah hati anda. Karena pengaruh terbesar dari perkembangan kepribadian anak adalah orang tua mereka sendiri. Semoga buah hati anda akan semakin tumbuh menjadi anak yang baik, disiplin, dan bertanggung jawab.
 
Aturan dibuat untuk mendisiplinkan anak. Anak-anak yang terbiasa hidup disiplin biasanya akan lebih bisa mematuhi aturan. Sifat disiplin bisa dipupuk dengan mengajarkan nilai-nilai kebaikan. Ayo ajarkan aneka nilai kebaikan dengan media dongeng dan lagu anak.
DAFTAR SEGERA TEMPAT TERBATAS
Lembaga Kursus dengan program terlengkap yang mempunyai fasilitas pembelajaran paling nyaman untuk memantapkan siswa dalam persiapan masuk PTN, target lolos PTN, dan siap bersaing dengan sekolah lain. 

LEARNING IS SUPER FUN…
CP. Shinta Dewi 085725068738 

Silahkan KLIK DISINI untuk informasi lebih lanjut.
 Ikuti dan dapatkan Tips & Trik masuk SMA TARUNA NUSANTARA
Read more...

Agar Anak Memiliki Pribadi Yang Berinisiatif dan Berdaya Kreatif

0 komentar
Pribadi yang berinisiatif adalah pribadi yang tidak mudah ikut-ikutan. Sedangkan daya kreatif adalah kemampuan anak untuk menciptakan sesuatu. Sebenarnya kedua sifat atau kemampuan ini sangat berkaitan dan saling mendukung. Karena biasanya anak yang kreatif adalah anak yang tidak mudah ikut-ikutan, namun akan selalu punya keinginan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Setiap orang tua pasti bangga memiliki anak yang seperti ini. Bagaimana cara membentuk anak memiliki karakter ini? Semoga berguna bagi para pendidik juga dalam membentuk karakter anak didiknya menjadi pribadi yang berinisiatif dan memiliki daya kreatif yang tinggi.
  1. Jangan berikan aturan yang terlalu mengikat anak

Berikanlah kreatifitas kepada anak dengan aturan yang tidak terlalu ketat. Aturan yang tidak terlalu ketat akan memungkinkan anak lebih bisa mengembangkan ide mereka. Salah satu contohnya adalah kita tidak perlu melarang anak-anak yang menggambar matahari namun diberi mata, hidung, dan bibir. Biarkan mereka berimajinasi sesuai dengan kemauan mereka.
  1. Berikan pendampingan

Sebenarnya anak-anak tidak membutuhkan banyak aturan, apalagi aturan yang ketat. Yang perlu diberikan kepada anak adalah petunjuk dan bimbingan. Karena terkadang daya tangkap dan cerna mereka dalam mengartikan suatu aturan juga belum maksimal. Maka agar anak-anak bisa belajar di kelas dengan tertib, kita perlu memberikan petunjuk atau penjelasan, dan tentu saja bimbingan secara intens. Karena bagaimana pun anak-anak juga sangat membutuhkan bimbingan agar bisa melakukan segala sesuatu dengan baik dan tertib.
  1. Perlunya menjadi pendengar yang baik

Kedekatan harus dibangun melalui aktivitas hidup sehari-hari, terutama saat anak berada di sekolah. Kita bisa meluangkan waktu ngobrol, bermain, dan makan bersama anak-anak.
Agar kita bisa dekat dengan anak-anak berinisiatif lemah, kita perlu tekun mendengarkan segala keluh kesah mereka. Saat mereka hendak menceritakan sesuatu, kita perlu bersikap antusias dalam mendengarkan. Sikap mau mendengarkan bisa menumbuhkan kedekatan dan kepercayaan. Maka kita perlu melalui tahap ini dengan baik.
  1. Membimbing anak dalam hal kemandirian

Anak-anak masih perlu pendampingan saat mereka melakukan segala aktiitas mereka. Hal ini perlu dilakukan mengingat anak-anak masih perlu belajar untuk melakukan suatu pekerjaan, terutama pekerjaan yang sulit, dengan baik. Agar pendampingan yang kita berikan tidak membuat anak menjadi “bergantung”, maka kita harus selalu ingat bahwa pendampingan yang kita berikan adalah bersifat membimbing. Sedangkan bantuan yang kita berikan pertama-tama adalah motivasi. Yang kedua adalah memberikan petunjuk. Kemudian bila anak didik kita benar-benar tidak bisa melakukan sesuatu seperti yang kita minta, kita bisa membantunya dengan kedua tangan kita. Sehingga motivasi bantuan kita adalah agar anak didik kita bisa melakukan sesuatu dengan baik, sesuai instruksi, dan dilakukan secara mandiri.
Salah satu menumbuhkan kemandirian pada anak adalah dengan cara mengajarkan kepemimpinan pada anak.
  1. Menaihati anak dengan kesabaran

Secara sadar atau tidak sadar terkadang ada pendidik yang mengingatkan anak didiknya dengan cara membentak. Hal ini sangat tidak disarankan untuk dilakukan oleh seorang pendidik. Seorang pendidik harus cerdas dan bijak dalam memilih kata, serta mengatur volume suara saat mengingatkan anak-anak didiknya. Hal terpenting di sini, kita harus menasihati anak dengan penuh kasih. Anggaplah kita sedang menasihati anak sendiri. Sehingga kata-kata yang kita keluarkan adalah kata-kata yang membangun dan tidak menyakiti hati anak.
  1. Orang tua perlu “menjadi anak-anak”

Sifat anak-anak sangat penting dimiliki oleh pendidik PAUD. Sifat kanak-kanak yang ceria, gemar bermain, bersahabat, dan lainnya perlu dimiliki oleh pendidik PAUD. Menjadi seperti anak-anak bukan berarti harus berperilaku kekanak-kanakan. Agar kita bisa lebih dekat dengan dunia anak-anak, maka kita juga perlu memiliki sifat yang dimiliki anak-anak. Misalnya adalah ceria, jujur, terbuka, gemar bermain, dan sifat lainnya. Bila kita bisa menjadi “setara” dengan anak-anak, maka anak-anak akan menjadi lebih dekat dengan kita dan patuh pada kita. Sehingga karena kedekatan dan kepatuhan itu pula anak-anak akan menjadi terbuka dan memiliki inisiatif yang tinggi saat melakukan banyak hal.
  1. Berikan pujian agar anak termotivasi

Pujian adalah penghargaan yang paling sederhana. Namun pujian tidak akan memiliki kekuatan bila kita tidak melakukannya dengan tulus. Agar anak-anak bisa memiliki rasa percaya diri yang tinggi, maka kita perlu tekun memuji mereka. Bukan pujian yang terlalu sering atau berlebihan, apalagi diulang-ulang. Pujian bisa kita berikan saat anak-anak tumbuh menjadi anak yang semakin baik, misalnya, semakin rapi dalam merapikan baju, semakin rajin masuk kelas, dan lainnya.
  1. Meningkatkan kepercayaan diri anak

Anak-anak yang memiliki inisiatif yang tinggi biasanya adalah anak-anak yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi pula. Agar kepercayaan diri anak semakin meningkat, kita bisa memberikan kepercayaan kepada mereka untuk mengerjakan tugas penting. Kita juga bisa meminta mereka untuk mengikuti pentas seni yang sesuai dengan bakat dan talenta mereka.
Pribadi yang berinisitatif biasanya sulit dipengaruhi orang lain. Itulah pentingnya bersosialisasi. Kurangilah mainan-mainan yang bersifat egois, misalnya video game, gadet, dan lainnya. Mintalah buah hati anda bermain dengan siapa saja namun tetap dalam pengawasan kita. Hal ini akan membuat anak-anak berpikiran terbuka, mau memikirkan kebutuhan orang lain, mau menerima kekurangan orang lain, namun tetap teguh dalam pendirian terutama dalam memperjuangkan suatu kebenaran
Kreatifitas seorang anak bisa dikembangkan dengan memberikan anak sarana belajar yang edukatif dan menyenangkan. Media pembelajaran yang menyenangkan tersebut bisa berupa lagu maupun dongeng anak.


DAFTAR SEGERA TEMPAT TERBATAS
Lembaga Kursus dengan program terlengkap yang mempunyai fasilitas pembelajaran paling nyaman untuk memantapkan siswa dalam persiapan masuk PTN, target lolos PTN, dan siap bersaing dengan sekolah lain. 

LEARNING IS SUPER FUN…
CP. Shinta Dewi 085725068738 

Silahkan KLIK DISINI untuk informasi lebih lanjut.
Ikuti dan dapatkan Tips & Trik masuk SMA TARUNA NUSANTARA 
Read more...

Ajarkan Anak Mencari Perhatian Dengan Cara Positif

0 komentar

Anak-anak paling suka dipuji dan diperhatikan oleh orang-orang di sekitarnya. Untuk mendapatkan pujian dan perhatian dari orang lain, anak-anak melakukan berbagai macam cara. Ada yang memakai cara yang positif, namun ada yang masih belajar untuk bisa mencari perhatian dengan cara yang positif. Sehingga banyak anak-anak yang suka “caper” ini malah membuat kegaduhan di dalam kelas, karena mereka mencari perhatian dengan cara yang salah dan pada saat yang tidak tepat.
  1. Memahami karakter anak

Anak-anak memiliki karakter yang unik. Cara-cara yang dilakukan untuk mencari perhatian pun ada bermacam-macam. Ada yang suka mencari perhatian dengan cara bersenandung saat pelajaran, bercanda dengan teman saat guru menjelaskan, bahkan ada yang sengaja membuat masalah sehingga berselisih dengan teman yang lain. Sebagai pendidik, kita harus memahami karakter anak. Kita harus tau setiap pribadi anak dan memahami apa yang menjadi kebutuhan mereka.
  1. Beri kesempatan untuk berekspresi

Anak-anak yang suka mencari perhatian dengan cara yang salah biasanya adalah anak-anak yang belum punya kesempatan untuk mendapatkan perhatian, terutama dari orang yang terdekat, dan biasanya adalah orang tua. Anak-anak memiliki talenta yang berbeda. Talenta anak akan mempengaruhi minat mereka. Minat inilah yang akan membuat anak-anak menjadi ingin berekspresi. Keinginan bereskpresi harus diimbangi dengan kesempatan untuk berekspresi. Bila ia tidak diberikan kesempatan bereskpresi oleh orang tua, maka anak didik akan berekspresi di luar rumah, dan biasanya sekolah akan menjadi tempat yang baik. Dan bila sekolah kurang memberi ruang bagi anak untuk berekspresi, maka ia akan berusaha mencari perhatian dengan berbagai cara. Sekolah harus menyediakan banyak kesempatan kepada anak untuk berekspresi, agar mereka bisa menunjukkan diri mereka dengan cara yang positif.
  1. Memuji setiap perkembangan

Anak-anak pasti akan semakin menjadi lebih baik, baik dilihat dari sisi talenta, pribadi, maupun ketrampilan mereka. Namun selain perkembangan mereka menjadi lebih baik, tentu sesekali anak juga akan melakukan kesalahan. Sebagai pendidik, kita harus cermat dalam menemukan setiap perkembangan anak, dan pujilah dengan tulus perkembangan anak tersebut. Hal ini akan memacu anak untuk semakin bertumbuh.
  1. Memberikan penghargaan

Selain pujian, kita juga perlu memberikan penghargaan kepada anak, terutama perubahan positif yang dialami anak secara signifikan. Misalnya, seorang anak yang lebih aktif menjawab pertanyaan di kelas, padahal sebelumnya ia sangat pemalu. Kita bisa memberikan penghargaan dalam bentuk sertifikat yang menarik, sehingga anak akan semakin terpacu untuk mengembangkan sisi positifnya.
  1. Sugesti Positif

Selain pujian dan penghargaan, dalam kehidupan sehari-hari kita juga perlu memberikan sugesti-sugesti positif kepada anak. Misalnya dengan mengatakan bahwa bila anak-anak didik ingin mendapatkan perhatian dari orang lain, haruslah dilakukan dengan cara melakukan hal yang positif. Berikan saran padanya tentang cara mendapatkan perhatian secara positif adalah dengan menjadi anak-anak yang berprestasi, melakukan kebaikan, dan masih banyak lagi.
Agar anak-anak gemar mencari perhatian dengan cara yang positif, kita harus banyak memberikan pengetahuan dan kreatifitas yang positif. Bayangkan saja buah hati Anda bisa bernyanyi di depan panggung atau dengan semangat mengikuti lomba bercerita. Wow… Pasti Anda sebagai orang tua sangat bangga.
DAFTAR SEGERA TEMPAT TERBATAS
Lembaga Kursus dengan program terlengkap yang mempunyai fasilitas pembelajaran paling nyaman untuk memantapkan siswa dalam persiapan masuk PTN, target lolos PTN, dan siap bersaing dengan sekolah lain. 

LEARNING IS SUPER FUN…
CP. Shinta Dewi 085725068738 

Silahkan KLIK DISINI untuk informasi lebih lanjut.
Ikuti dan dapatkan Tips & Trik masuk SMA TARUNA NUSANTARA 
Read more...

Pujian Mama, Penyemangat Anak

0 komentar

Setiap usaha yang dilakukan oleh sang buah hati perlu diberikan penghargaan. Penghargaan paling sederhana yang bisa diberikan kepada anak adalah pujian yang tulus, apalagi pujian ini hadir dari mulut seorang Mama.

Anak-anak adalah pembelajar dari kesalahan

Bagaimana pun, anak-anak adalah pribadi yang masih belajar. Kesalahan yang dilakukan oleh anak-anak adalah hal yang biasa. Justru dengan melakukan kesalahan, anak-anak bisa menjadi tau mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang kurang baik, mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Buatlah anak berpikir bahwa melakukan kesalahan bukanlah sesuatu yang menakutkan, namun kesalahan adalah kesempatan untuk belajar dan kesempatan untuk bisa melakukan sesuatu dengan lebih baik.

Memuji usahanya, bukan berhasil tidaknya

Seorang mama akan selalu menghargai setiap usaha anak. Misalnya bila buah hatinya menumpahkan air yang dia bawa di dalam sebuah gelas, mama tidak boleh langsung memarahi apalagi dengan cara membentak. Mama harus tetap memberikan pujian kepada buah hatinya, misalnya dengan mengatakan, “Anak mama hebat, bisa memegang gelas sendiri. Tapi perlu berhati-hati lho… Agar tidak tumpah… .” Dengan kata-kata yang positif dan motivatif, maka sang buah hati akan merasa lebih dihargai, meski pun ia melakukan kesalahan. Sehingga untuk ke depannya ia akan tetap menjadi pribadi yang percaya diri, dan mau memperbaiki kesalahannya. (Baca juga: Ajarkan Anak Mencari Perhatian dengan Cara Positif )

Memberikan kesempatan bereksplorasi

Mama yang baik juga akan memberikan kesempatan kepada buah hatinya untuk bereksplorasi. Ia memahami sejauh mana memberikan kepercayaan kepada buah hatinya. Hal ini bisa ia lakukan karena ia memberikan perhatian yang cukup kepada buah hatinya, sehingga ia memahami sejauh mana kemampuan anaknya. Bila sang anak belum bisa memegang gelas sendiri,  maka Mama yang baik akan membantunya atau mengajarkan padanya cara memegang gelas yang baik dan memuji usaha dalam belajar agar bisa memegang gelas dengan baik.

Melibatkan Anak dalam aktivitas Mama

Agar anak bisa belajar namun tetap berada di dalam penjagaan Mama, maka izinkanlah anak melakukan kegiatan bersama Mama. Misalnya pada saat menyapu halaman. Biarkan mereka membantu menyapu halaman meski pun terlihat masih kaku. Dalam kesempatan seperti ini, Mama bisa memuji usahanya untuk belajar menyapu. Agar kelak ia bisa membantu Mama menyapu halaman dengan baik, Mama harus mengajarkan kepada buah hatinya cara menyapu yang baik. Hal ini tentu saja juga akan berguna untuk membangun kedekatan antara Mama dan anak. Bila hubungan antara Mama dan anak terjalin dengan baik, maka setiap ucapan Mama, baik dalam bentuk teguran maupun nasihat, akan lebih mudah diterima anak dan tidak berefek pada sakit hatinya anak.

Mendampingi Anak Saat Melakukan Hobinya

Jangan lupa pula untuk mendampingi sang buah hati, saat mereka melakukan hobi mereka. Misalnya pada saat sang buah hati sedang menari di sanggar tempatnya berlatih. Misalnya, saat anak usai berlatih, Mama bisa memuji kehebatan anaknya dalam menari. Pujian yang diberikan kepada anak ini bisa memacu semangatnya untuk lebih baik lagi dalam mengembangkan bakatnya.


DAFTAR SEGERA TEMPAT TERBATAS
Lembaga Kursus dengan program terlengkap yang mempunyai fasilitas pembelajaran paling nyaman untuk memantapkan siswa dalam persiapan masuk PTN, target lolos PTN, dan siap bersaing dengan sekolah lain. 

LEARNING IS SUPER FUN…
CP. Shinta Dewi 085725068738 

Silahkan KLIK DISINI untuk informasi lebih lanjut.
Ikuti dan dapatkan Tips & Trik masuk SMA TARUNA NUSANTARA 
Read more...

Cara Memotivasi Siswa Agar Semangat Belajar

0 komentar
Suasana belajar yang monoton bisa menurunkan semangat siswa dalam belajar. Apalagi bila siswa kurang diajak aktif berpartisipasi dalam proses belajar mengajar. Untuk mengatasi hal ini, pendidik perlu menyiapkan berbagai macam cara agar siswa tidak kehilangan semangat belajar. Bagaimana caranya?
  1. Menyampaikan manfaat dan tujuan pembelajaran

Siswa perlu memahami manfaat dari pembelajaran suatu materi pelajaran. Misalnya, saat siswa belajar tentang cara menghitung luas bangun datar. Guru perlu menjelaskan alasannya, mengapa siswa perlu belajar materi ini atau manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, agar siswa bisa memahami cara menghitung luas bidang tanah. Bila siswa tidak memahami cara menghitung luas bangun sendiri, bisa-bisa nanti mereka bisa dibohongi oleh makelar tanah. Atau saat siswa belajar tentang uang, jelaskan kepada siswa bahwa pembelajaran tentang uang akan berguna saat siswa melakukan aktivitas berbelanja. Dengan menyampaikan tujuan pembelajaran, maka siswa juga diajak untuk semakin memahami alasan mereka belajar suatu materi pelajaran. Siswa akan semakin memahami betapa pentingnya mereka mempelajari suatu materi pembelajaran. Tujuan pembelajaran juga sangat penting disampaikan kepada siswa, agar mereka paham poin-poin apa saja yang harus dicapai siswa. Misalnya, saat mereka belajar tentang uang. Tujuan pembelajaran nya adalah agar siswa mampu mengenal nilai mata uang dari Rp 100,- hingga Rp 10.000,-. Biasanya tujuan pembelajaran ini sudah tercantum di dalam RPP.
  1. Variasi kegiatan

Setiap kali hendak mengajar, guru harus memikirkan variasi pembelajarannya. Misalnya dengan cara bermain peran, berdiskusi, kerja kelompok, demonstrasi / presentasi, atau melakukan eksperiman. Setiap model pembelajaran yang dipilih juga harus diisi dengan kegiatan yang kreatif dan menarik. Misalnya bila guru memilih model pembelajaran dengan cara melakukan presentasi. Maka pendidik perlu memikirkan apa yang akan dipresentasikan? Sebelum presentasi, karya apa yang akan dibuat? Media apa saja yang akan digunakan selama siswa melakukan presentasi?
  1. Suasana Belajar Santai dan Menyenangkan

Hal yang tidak kalah penting adalah bagaimana menciptakan suasana belajar yang santai dan menyenangkan, namun siswa tetap mampu fokus dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai hal ini, pendidik harus tampil dalam keadaan prima. Tidur malam diusahakan tidak lebih dari jam 23.00. Bangun tidur langsung olah raga. Dan guru harus datang  minimal 30 menit sebelum pelajaran dimulai. Sehingga guru tidak terlihat mengantuk maupun tergesa-gesa. Selain itu, sebelum masuk pada materi pembelajaran, guru sudah menyiapkan aktivitas awal yang menyenangkan, misalnya bernyanyi, mendongeng, melakukan aktivitas permainan, dan aktivitas menarik lainnya. Humor-humor segar saat menyampaikan materi pelajaran juga bisa memotivasi siswa agar tidak mengantuk dan semangat mengikuti pembelajaran.
  1. Berikan penghargaan

Anak-anak usia dini lebih membutuhkan penghargaan, daripada kritikan. Maka bila mereka melakukan sesuatu yang baik berikanlah penghargaan. Penghargaan paling sederhana adalah berupa pujian. Penghargaan juga bisa diberikan dalam bentuk stiker, bintang, dan lainnya.
(baca juga: Manfaat Pujian Dalam Memotivasi Anak )
  1. Sampaikan kriteria penilaian
Untuk kegiatan mengerjakan hand-out atau latihan soal, anak-anak akan mendapatkan nilai dari jumlah jawaban yang benar. Namun ada kalanya ada aktivitas yang membutuhkan kriteria penilaian. Misalnya pada kegiatan bermain peran. Guru perlu menyampaikan kepada anak-anak didiknya, kriteria penilaian apa saja yang akan diambil. Misalnya dari kepercayaan diri, intonasi suara, ekspresi, dan lainnya. Dengan menyampaikan kriteria penilaian, maka siswa akan semakin  bersemangat dalam mencapai nilai yang terbaik berdasarkan kriteria penilaian yang disampaikan guru. Bila mereka mendapatkan nilai yang kurang bagus, mereka juga akan memahami apa penyebabnya. Sehingga untuk ke depannya mereka akan berusaha untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
  1. Memberikan komentar dengan kalimat positif

Agar anak-anak semakin semangat dalam belajar, pendidik perlu menambahkan komentar atau masukan yang membangun pada setiap pekerjaan siswa. Guru juga perlu belajar membuat kalimat yang positif. Misalnya “Baik sekali”, “Lebih semangat dalam belajar ya…”, “Tingkatkan ketelitian dalam mengerjakan soal”, dan masih banyak lagi. Guru tidak boleh menggunakan kalimat negatif dalam memberikan komentar, misalnya dengan kalimat, “Tulisan kamu kurang rapi…”, “Kurang teliti dalam membaca soal”, dan kalimat negatif lainnya.
  1. Ciptakan suasana kompetitif

Ada kalanya pendidik harus bisa menciptakan suasana kompetitif saat pembelajaran. Akan lebih baik bila suasana kompetitif ini dilakukan dalam pembelajaran berkelompok. Karena bila dilakukan dalam pembelajaran individu, siswa yang memiliki kekurangan dalam hal memahami pelajaran akan menjadi minder. Salah satu aktivitas yang berbau kompetisi adalah cerdas cermat. Bisa juga dengan menggabungkan permainan dengan aktivitas tanya jawab, misalnya aktivitas memasukkan bola ke dalam keranjang. Setelah siswa berhasil memasukkan bola ke dalam keranjang, maka mereka akan diberikan pertanyaan. Dan bila ia berhasil menjawab pertanyaan, akan mendapatkan poin.

Suasana belajar yang menyenangkan, pertama-tama harus dimulai dari kesiapan mental guru dalam mengajar serta persiapan materi yang baik. Aktivitas menarik yang sudah direncanakan, akan menjadi terasa hambar atau bahkan terkesan semrawut bila secara mental guru kurang fit atau pun materi yang disiapkan kurang baik. Hal-hal semacam ini akan menghambat sisi menyenangkan dari suatu aktivitas. Oleh karena itu, agar suasana belajar mengajar tetap kondusif dan menyenangkan guru perlu menjaga stamina serta teliti dalam melakukan persiapan materi.




DAFTAR SEGERA TEMPAT TERBATAS
Lembaga Kursus dengan program terlengkap yang mempunyai fasilitas pembelajaran paling nyaman untuk memantapkan siswa dalam persiapan masuk PTN, target lolos PTN, dan siap bersaing dengan sekolah lain. 

LEARNING IS SUPER FUN…
CP. Shinta Dewi 085725068738 

Silahkan KLIK DISINI untuk informasi lebih lanjut.

Read more...
 
REAL KLATEN © 2018 . Cab.KLATEN