Entah karena aktivitasnya yang terkadang membahayakan dirinya
sendiri, entah karena mengabaikan nasihat yang pernah diberikan orang
tua, entah karena keaktifannya yang mengganggu aktivitas orang tua,
anak-anak terkadang membuat orang tua kehilangan kesabaran. Teguran atau
nasihat sangat diperlukan anak-anak supaya mereka bisa menjadi pribadi
yang lebih baik. Sehingga perilaku dan perkataan mereka bisa lebih baik.
Namun bila teguran atau nasihat tersebut kurang “pas”, maka
hal ini bisa menjadi bumerang bagi orang tua. Karena bagaimana pun
pribadi anak-anak adalah pribadi yang masih sangat peka dan mudah
tertekan bila menerima suatu teguran atau nasihat yang terlalu keras.
Menggunakan kata-kata positif
Kata-kata positif adalah kata-kata yang bersifat membangun. Kata-kata positif menghindari kata “tidak boleh” atau “jangan”.
Kata-kata positif lebih merujuk pada saran atau penjelasan mengenai
suatu alasan mengapa suatu perbuatan tidak boleh dilakukan. Misalnya ada
anak yang nonton TV hingga larut malam. Orang tua bisa menasihati anak
tersebut dengan mengatakan, “Nak… Hari sudah larut malam. Bila kamu tidur terlalu larut malam, besok kami bisa bangun terlambat.”
Selain kata-kata positif, anak-anak juga perlu memiliki ketrampilan bertutur kata.
Hindari kata-kata sifat yang negatif
Ada banyak kata-kata sifat yang memiliki nilai negatif dan sering
diucapkan orang tua kepada anaknya. Kata-kata negatif ini misalnya
adalah kata bodoh, payah, nakal, bandel, dan lainnya. Kata-kata seperti
ini seharusnya tidak boleh terucap oleh orang tua kepada buah hatinya.
Kata-kata ini bisa diubah menjadi kata-kata yang bersifat motiivatif.
Misalnya kata bodoh atau malas, bisa diganti dengan kalimat motivatif, “Kamu harus lebih rajin belajar supaya mendapatkan nilai yang lebih baik!”
Saat berada dalam bahaya
Ada kalanya anak melakukan tindakan yang membahayakan dirinya. Orang
tua terkadang menjadi panik, sehingga mengeluarkan kata-kata yang
bersifat kasar atau malah membuat anak terkejut dan ikutan panik.
Hal-hal seperti ini perlu dihindari, walaupun terkadang karena penyakit “latah”
orang tua sering melakukannya. Hal-hal yang bersifat mengejutkan anak
sebaiknya dihindari, karena hal ini bisa memberikan efek trauma bagi
anak. Menunjukkan ketegasan tidak harus dalam keadaan panik atau marah.
Tidak mudah memang, karena terkadang karena sifat bawaan orang tua
sering lupa dan melakukan kesalahan. Namun bila sekarang anda memahami
dampak negatifnya, semoga anda bisa segera mengubah sikap anda. Yang
perlu dilakukan orang tua saat buah hatinya melakukan hal yang
membahayakan adalah dengan mengatakan, “Awas”, “Stop”, atau “Hati-hati”. Sebaiknya anda menggunakan salah satu kata saja, sehingga anak menjadi terbiasa bahwa kalau anda menggunakan kata, misalnya “Awas”, berarti aktivitas yang sedang dilakukan sangatlah berbahaya dan harus dihentikan.
Bersikap bijak dalam memberikan konsekuensi
Bila anak melakukan hal-hal yang positif, maka anak akan mendapatkan
penghargaan, berupa pujian atau diberikan hadiah tertentu. Namun tentu
saja ada juga yang namanya konsekuensi negatif. Konsekuensi ini
diberikan kepada anak yang melanggar kesepakatan atau aturan yang telah
dibuat oleh orang tua dan anak. Konsekuensi negatif yang disarankan
adalah dengan mengurangi hal-hal atau aktivitas yang disukai anak-anak.
Misalnya ada anak yang gemar bermain selama 2 jam per hari. Maka bila ia
berbuat kesalahan, maka ia hanya boleh bermain game 1 jam per hari.
Akan lebih baik lagi bila Anda membuatkan anak suatu aturan. Aturan
ini perlu dibuat dengan cara membuat kesepakatan bersama anak.
Menenangkan diri
Agar hati tetap tenang saat menasihati anak, sebaiknya anda berusaha
berinstrospeksi diri terlebih dahulu. Bila perlu anda sudah menulis
poin-poin yang akan diberikan kepada anak dan sampaikanlah dengan
kalimat yang baik atau positif. Bila perlu berdoalah terlebih dahulu
agar kata-kata negatif tidak keluar dari mulut anda. Bagaimana pun emosi
yang labil bisa membuat anda mengeluarkan kata-kata negatif, dan nada
bicara anda pun menjadi keras atau tinggi. Hal ini akan sangat menyakiti
hati anak.
Ketenangan hati dalam menasihati anak usia dini memang sangat
penting. Hal ini perlu dilakukan mengingat anak-anak adalah pribadi yang
masih sangat rapuh.
Tidak mengancam
Hindari kalimat yang bersifat mengancam, misalnya “Kalau makanannya
tidak habis nanti kamu nanti tidak bisa menjadi anak yang pintar.”
Kata-kata atau kalimat yang bersifat mengancam akan menyebabkan kejiwaan
anak menjadi terancam. Bila terus menerus dilakukan maka akan sangat
mengganggu kejiwaan anak. Anak bisa menjadi pribadi yang minder,
penakut, dan tidak terbiasa mengikuti kegiatan-kegiatan yang bersifat
dilihat banyak orang.Hal ini dikarenakan pemikiran anak yang menganggap
bahwa dirinya adalah anak yang tidak bisa melakukan sesuatu dengan
benar.
Bagaimana pun pendekatan emosional dari orang tua kepada anak adalah
yang utama. Kualitas kebersamaan antara orang tua dan anak harus selalu
ditingkatkan setiap hari. Sehingga dengan adanya kualitas kebersamaan
yang baik, maka segala permasalahan bisa cepat terselesaikan dan tidak
perlu khawatir. Dengan kedekatan ini pula, orang tua semakin paham
kata-kata apa saja, kalimat yang bagaimana, dan poin-poin apa saja yang
perlu disampaikan, agar anak tidak tertekan apalagi merasa depresi
dengan nasihat-nasihat yang diberikan orang tua.
DAFTAR SEGERA
TEMPAT TERBATAS
Lembaga
Kursus dengan program terlengkap yang mempunyai fasilitas pembelajaran
paling nyaman untuk memantapkan siswa dalam persiapan masuk PTN, target
lolos PTN, dan
siap bersaing dengan sekolah lain.
LEARNING IS SUPER FUN…
CP.
Shinta Dewi 085725068738 LEARNING IS SUPER FUN…
Silahkan KLIK DISINI untuk informasi lebih lanjut.
Ikuti dan dapatkan Tips & Trik masuk SMA TARUNA NUSANTARA
0 komentar:
Posting Komentar