Aturan-aturan memang perlu diterapkan, agar anak bisa menjaga
ketertiban dan mengutamakan kedisiplinan. Namun bila aturan tersebut
terlalu berat bagi anak, tentu bisa menyebabkan anak menjadi tertekan.
Bagaimana agar aturan ini bisa dipatuhi anak dengan ketulusan tanpa ada
rasa keterpaksaan?
Perlunya membuat aturan secara bersama. Berdiskusilah dengan buah hati tercinta.
Agar tercipta suatu mufakat bulat, maka orang tua perlu berdiskusi
bersama anak. Orang tua tidak boleh membuat aturan secara sepihak.
Diskusikan kepada anak tentang aturan yang disepakati. Biarkan anak yang
memutuskan konsekuensi dari aturan yang dibuat. Selain itu, orang tua
juga perlu menjadi contoh yang baik. Dalam hal ini, orang tua juga harus
mematuhi aturan yang telah disepakati. Konsekuensi yang disepakati
haruslah memiliki tujuan untuk memperbaiki kepribadian anak.
Berlakukan konsekuensi saat anak sudah bisa menenangkan diri
Saat anak berbuat kesalahan, tentu saja orang tua perlu menegur anak.
Namun terkadang teguran kepada anak, membuat anak menjadi sedih atau
marah. Terkadang ekspresi kesedihan dan kemarahan terungkap secara
verbal. Dalam keadaan ini, orang tua perlu menenangkan anak terlebih
dahulu. Bila perlu, berikan waktu sejenak kepada anak untuk menenangkan
diri atau melakukan introspeksi diri, hingga dia menyadari kesalahannya.
Bila anak ingin melakukan pembelaan, tentu saja orang tua perlu
mendengarkan anak dengan dengan penuh kesabaran. Setelah anak terlihat
lebih tenang dan menyadari kesalahannya, berikan konsekuensi kepadanya.
Ketegasan dengan cinta dan kelembutan
Bila anak benar-benar telah melakukan kesalahan, konsekuensi harus
tetap dilaksanakan. Hal ini bisa menumbuhkan tanggung jawab pada anak.
Konsekuensi juga tidak perlu hal-hal yang berat. Contoh konsekuensi yang
bisa diberikan kepada anak adalah tidak boleh bermain video game
dalam jangka waktu tertentu atau mengurangi uang jajan. Bila anak
mengeluh saat diberikan konsekuensi, tetaplah pada pendirian. Jelaskan
kepada anak dengan kelembutan akan pentingnya bertanggung jawab dengan
apa yang telah ia perbuat.
Konsekuensi positif juga perlu
Anak-anak tidak hanya membutuhkan konsekuensi yang berwujud
“hukuman”, namun mereka juga membutuhkan pujian dan penghargaan. Saat
mereka melakukan sesuatu yang baik, orang tua bisa memberikan pujian
atau penghargaan kepada anak. Ucapkan pujian dengan hati yang tulus.
Bila perlu, berikan penghargaan juga kepada anak, agar anak semakin
terpacu untuk mematuhi aturan.
Lakukan rekonsiliasi agar tiada luka di hati
Setelah anak melakukan kesalahan dan mendapatkan konsekuensi,
biasanya anak akan merasa bersalah (bila ia benar-benar bersalah). Dalam
hal ini, rekonsiliasi sangatlah penting. Orang tua perlu melakukan
pendekatan kembali kepada anak. Ungkapkan apa ketidaksukaan Anda dari
apa yang telah dilakukan anak, sehingga anak akan paham akan
kesalahannya dan memiliki niat untuk memperbaiki. Bila perlu, Anda bisa
memulainya dengan meminta maaf bila ada kata-kata tindakan anda yang
salah.
Aturan perlu dipatuhi oleh anak-anak dan orangtua
Anak-anak biasanya akan mencontoh perbuatan dan perkataan orang
tuanya. Maka sebagai orang tua, anda perlu memberikan contoh yang baik
bagi buah hati anda. Karena pengaruh terbesar dari perkembangan
kepribadian anak adalah orang tua mereka sendiri. Semoga buah hati anda
akan semakin tumbuh menjadi anak yang baik, disiplin, dan bertanggung
jawab.
Aturan dibuat untuk mendisiplinkan anak. Anak-anak yang terbiasa
hidup disiplin biasanya akan lebih bisa mematuhi aturan. Sifat disiplin
bisa dipupuk dengan mengajarkan nilai-nilai kebaikan. Ayo ajarkan aneka
nilai kebaikan dengan media dongeng dan lagu anak.
DAFTAR SEGERA
TEMPAT TERBATAS
Lembaga
Kursus dengan program terlengkap yang mempunyai fasilitas pembelajaran
paling nyaman untuk memantapkan siswa dalam persiapan masuk PTN, target
lolos PTN, dan
siap bersaing dengan sekolah lain.
LEARNING IS SUPER FUN…
CP.
Shinta Dewi 085725068738 LEARNING IS SUPER FUN…
Silahkan KLIK DISINI untuk informasi lebih lanjut.
0 komentar:
Posting Komentar