Pages

Banner 468 x 60px

 

Kamis, 07 Juni 2018

PAKET PROMO LEBARAN

0 komentar
“PAKET PROMO LEBARAN”
SATU-SATUNYA PAKET TERLENGKAP
PROGRAM HEBAT KAMI
dengan memberikan semua fasilitas KURSUS BAHASA :
COBA KELAS GRATIS
PARENTING
VOUCHER DISKON 10% HINGGA 25%
berlaku hingga 31 Juli 2018

UNTUK SEMUA KELOMPOK USIA MULAI PLAY GROUP HINGGA DEWASA
TERSEDIA NATIVE SPEAKERS dan LOCAL TEACHERS
TERBUKTI LANCAR BERBICARA SEMUA BAHASA
TERBUKTI LOLOS MASUK KEDINASAN 
TERBUKTI LOLOS MASUK PTN FAVORIT JALUR INTERNASIONAL
TERBUKTI LOLOS MASUK KERJA DENGAN MUDAH
TERBUKTI LOLOS KULIAH KE LUAR NEGERI
MAMPU MENJADI WIRASWASTA

Tahun ini REAL membuka lebih awal paket :
Gelombang 1 : 4-25 JUNI
Gelombang 2 : 2-23 JULI

MATERI :
-Bahasa Inggris        -Bahasa Jerman
-Bahasa Perancis      -Bahasa Spanyol
-Bahasa Italia           -Bahasa Belanda
-Bahasa Rusia          -Bahasa Arab
-Bahasa Korea         -Bahasa Thailand
-Bahasa Jepang        -Bahasa Indonesia
-Bahasa Daerah 

Anda ingin mewujudkan mimpi anda seperti mereka????
Persiapkan dari sekarang …
Ikuti Program CONVERSATION/ EGP/ TOEFL PBT/ IELTS/ IBT …
 

Segera gabung di REAL KLATEN 
Jl. Merbabu no. 90 Klaten (utara stadion trikoyo) ….
Tempat terbatas….
CP. Miss Shinta (085725068738)
Miss Feni (083824921334)
Read more...

Senin, 26 Maret 2018

TRY OUT MASUK SMA TARUNA NUSANTARA

0 komentar


Kabar gembira bagi kamu2 kelas IX SMP yang ingin mempersiapkan lebih awal masuk SMA Taruna Nusantara juga diberikan pembekalan menghadapi soal Ujian Masuk TN dengan metode penalaran.

IKUTI

TRY OUT MASUK SMA TARUNA NUSANTARA

Khusus SMP SE-KAB KLATEN

Siap Lebih Awal


Dan juga apabila ada pertanyaan di diri kamu tentang masuk SMA TN datang ke acara ini "SEMUA ADA DISINI"

“Syarat mendaftar SMA TN apa saja mas?” (datang ke acara ini)
“Trik-trik jitu kamu dulu bisa lolos SMA TN apa aja mas?” (datang ke acara ini)
“Saya di kelas tidak pinter, bisa lolos ke SMA TN nggak?” (datang ke acara ini)
“Rangking saya dikelas tidak bagus, bisa lolos SMA TN nggak?”(datang ke acara ini)
“Mas saya anak orang nggak punya berat nggak biaya hidup untuk sekolah di TN?” (datang ke acara ini)

Kapan pelaksanaannya?

Hari/ Tgl   : Minggu, 1 April 2018
Jam           : 07.00-selesai
Tempat      : REAL KLATEN, Jalan Merbabu no 90, utara Stadion Trikoyo
Pembicara :
  1. Iqbal (Alumnus SMA TN)
  2. Shinta Dewi – Motivator (Manager REAL Klaten)
Diselenggarakan oleh Alumnus SMA TN

DAFTAR SEKARANG JUGA TEMPAT TERBATAS.

Ajak teman dan orang tua kamu. Dapatkan tiket masuk di REAL KLATEN “Biaya : 40K”
“SUKSES BUAT ANDA”

CP. Feni  : 083824921334
      Shifa : 087834450085


Orang baik pasti selalu berbagi kebaikan. Bagikan kebaikan ini kepada banyak orang. Infokan teman kamu, adik kelas kamu, kakak kelas kamu, dll….
Semoga jadi amal kebaikan kita bersama…
Read more...

Rabu, 21 Maret 2018

Tenangkan Hati, Saat menasihati Anak Usia Dini

0 komentar
Kesabaran membuahkan ketenangan. Ketenangan membuahkan segarnya pikiran. Kesegaran pikiran, membuahkan kata-kata yang tidak menyakitkan. Maka tenangkanlah hati dan pikiran saat memberi masukan, agar tiada luka di hati anak yang Anda cintai dan Anda banggakan. Bagaimana menjaga ketenangan hati saat menasihati anak?

1.    Dengarkan anak dengan penuh perhatian dan kasih

Dalam keadaan hati yang tenang, anda akan lebih mampu mendengarkan. Terkadang karena emosi yang sudah terlanjur tersulut, anda jadi sulit untuk mendengarkan. Padahal kejadian yang sebenarnya belum tentu seperti yang anda pikirkan dan rasakan. Dengan situasi hati yang tenang, maka anda akan lebih bisa memahami duduk permasalahan yang sebenarnya. Anak akan juga akan merasa lebih dihargai, karena ia diberikan kesempatan untuk mengemukakan perasaan dan pendapatnya. Bila kita sudah mendengarkan segala keluhan anak, kita pun bisa menasihati anak dengan lebih bijak dan bisa lebih terarah dalam memberikan solusi.
Kesabaran sangat diperlukan untuk menunjukkan kasih sayang kepada anak, terutama saat menasihati.

2.    Memilih kata-kata positif untuk diucapkan, hindari kata-kata yang menyakitkan

Dalam situasi hati yang tenang, anda akan lebih mampu berpikir. Anda akan lebih bisa memilih kata-kata yang baik dan bijak. Sehingga saat anda menasihati anak, kata-kata yang baiklah yang akan keluar, bukan kata-kata yang bisa menyakiti hati anak. Kata-kata yang baik dan tertata akan lebih mudah diterima anak. Anda juga akan lebih mampu menggunakan kata-kata sederhana dan mudah diterima anak.

3.    Kelola nada bicara agar anak tidak terluka

Bila emosi sedang meledak, kita terkadang menjadi susah mengatur nafas. Jangankan berbicara dengan tempo yang pelan, mengatur nafas menjadi normal saja akan sangat sulit. Sehingga terkadang secara tidak terkontrol kita akan mudah mengeluarkan suara yang keras. Suara yang keras dan nada yang terlalu tinggi akan membawa efek traumatis bagi anak. Hal ini juga bisa menyakiti hati anak. Nada bicara yang wajar, ramah, dan bersahabat akan lebih mampu diterima anak. Dengan nada bicara yang baik, anak-anak akan jauh dari rasa panik dan takut. Kedamaian hati anak akan membuat anak lebih mampu mendengar dan menerima nasihat anda.

4.    Ketenangan yang terpancar di wajah, menenangkan anak

Emosi seseorang yang sedang meninggi akan terlihat seram. Anak-anak sangat takut dengan ekspresi wajah yang memerah. Anak yang terlalu sering melihat ekspresi orang marah, apalagi orang tuanya sendiri, juga akan membawa efek traumatis juga. Anak akan terus membayangkan wajah orang tuanya yang begitu menyeramkan. Maka berusahalah untuk selalu memancarkan wajah ketenangan saat menasihati anak. Karena dengan rasa tenang dan nyaman yang anak rasakan, anak akan lebih mampu mendengarkan nasihat orang tua. Ia juga akan lebih terbuka menerima masukan dan lebih bisa menyadari kesalahan yang mereka perbuat (bila memang berbuat salah).

5.    Kekerasan fisik bukan jalan keluar

Memukul akan membuat Anda merasa lebih baik sekejap. Namun bukan berarti masalah selesai sampai di situ. Anak yang mengalami kekerasan fisik, juga akan mengalami luka secara emosional. Ada pepatah mengatakan, akibat nila setitik, rusak susu sebelanga. Kekerasan fisik yang dilakukan oleh orang tua, bisa langsung ‘menghilangkan’ semua hal baik  yang sudah Anda lakukan sebagai orangtua. Memukul, dan bahkan menampar, dapat meningkatkan kemarahan menjadi kekerasan bisa menimbulkan luka batin yang sangat lama. Oleh karena itu, lakukan apa pun yang Anda mampu untuk mengendalikan diri, termasuk meninggalkan ruangan tempat Anda marah. Bila Anda tidak dapat mengendalikan diri dan akhirnya memukul, mintalah maaf pada anak Anda, katakan padanya bahwa memukul itu salah dan tidak dapat dibenarkan, dan segeralah Anda mencari bantuan pihak ketiga, misalnya seorang penasihat rohani atau sahabat yang bisa Anda percaya.

6.    Energi positif

Pernahkah anda memiliki sahabat yang selalu terlihat ceria? Kehadirannya akan membawa kedamaian dan suka cita bagi siapa saja yang bertemu dengannya. Inilah yang dinamakan energi positif. Energi ini biasa dimiliki oleh para motivator atau orang-orang yang bergelut di dalam dunia hiburan. Bagaimana dengan energi anda saat marah? Energi negatif-lah yang akan ter-transfer kepada anak. Efeknya sangat tidak baik. Anak akan menjadi lebih mudah merasa tertekan, minder, dan mengurangi tingkat kepercayaan dirinya. Sikap tenang akan memberikan energi positif kepada anak. Energi positif inilah yang nantinya juga akan memberikan semangat kepada anak agar mau berubah menjadi lebih baik, dan anak-anak pun tidak akan kehilangan keceriaannya.

Ketenangan dalam menasihati sangat erat kaitannya dengan kedewasaan diri anda. Semakin dewasa seseorang, terutama dalam hal mengelola emosi, maka ketenangan itu pun akan semakin bisa dijaga. Ketenangan juga erat hubungannya dengan kadar keimanan kita. Semakin kita rajin berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka kita pun akan semakin bisa menahan diri saat emosi hendak meledak-ledak. Tidak ada salahnya dan tidak perlu malu untuk mencari bantuan. Justru Anda malah harus merasa malu bila Anda melupakan tanggung jawab sebagai orangtua dengan ‘merusak’ anak secara fisik maupun psikologis.


DAFTAR SEGERA TEMPAT TERBATAS
Lembaga Kursus dengan program terlengkap yang mempunyai fasilitas pembelajaran paling nyaman untuk memantapkan siswa dalam persiapan masuk PTN, target lolos PTN, dan siap bersaing dengan sekolah lain. 

LEARNING IS SUPER FUN…
CP. Shinta Dewi 085725068738 

Silahkan KLIK DISINI untuk informasi lebih lanjut.
Ikuti dan dapatkan Tips & Trik masuk SMA TARUNA NUSANTARA 

Read more...

Ketrampilan Bertutur Kata Yang Perlu Dimiliki Anak

0 komentar
Anak yang santun dan berhati mulia bisa terlihat dari tutur katanya. Sebagai orang tua, Anda perlu mengajarkannya sedini mungkin. Karena dengan ketrampilan bertutur kata ini, seorang anak akan lebih mudah untuk diterima oleh siapa saja, sehingga ia tidak mengalami kesulitan dalam bergaul dan bersosialisasi.  Ketrampilan ini meliputi beberapa aspek, yaitu intonasi suara, nada bicara, volume suara, pemilihan kata dan bahasa tubuh.
  1. Intonasi suara

Intonasi suara yang jelas akan membawa daya tarik tersendiri bagi lawan bicara. Anak-anak yang cerdas, biasanya memiliki intonasi suara yang baik dan bahkan bisa melebihi orang dewasa. Kita bisa mengajarkan anak memiliki intonasi suara yang baik dengan cara banyak memberikan dia kesempatan untuk berbicara. Jawablah setiap pertanyaan anak dengan kalimat lengkap, tegas dan serius, layaknya Anda menjawab pertanyaan yang diajukan oleh bos Anda. Kita juga bisa melatih anak dengan memberikan kesempatan untuk melakukan “story telling”, entah Anda berperan sebagai pendengar atau mengajak anak ikut dalam perlombaan yang berhubungan dengan “public speaking”. Karena intonasi suara yang baik sangat berhubungan dengan kepercayaan diri. Agar kepercayaan diri anak semakin kuat, maka anak perlu tekun berlatih melakukan “public speaking”. Hal yang terpenting adalah biarkan anak memiliki intonasi suara yang sesuai dengan pribadinya. Jangan memaksa anak memiliki intonasi suara yang tegas, layaknya orang militer, padahal ia adalah pribadi yang lembut namun berwibawa.
  1. Volume suara

Jangan biasakan membentak anak atau menggunakan suara keras saat berbicara maupun menasihati anak. Karena hal ini bisa merusak kepribadian anak, sekaligus bisa membuat anak berpikir bahwa berbicara dengan cara membentak adalah hal yang wajar. Bila hal ini sudah menjadi hal yang biasa, maka di kehidupan sehari-hari pun anak akan memiliki kebiasaan yang kurang baik dalam hal berbicara. Ia akan mudah menggunakan volume suara yang keras, sehingga terkesan urakan dan tidak sopan. Biasakanlah menggunakan suara yang lembut saat menasihati atau berbicara kepada anak. Sehingga hal ini akan dicontoh oleh buah hati Anda. Bila Anda hendak menasihati anak, namun dalam keadaan emosi yang kurang stabil, usahakanlah untuk menenangkan diri terlebih dahulu, sehingga volume suara pun lebih terkontrol dan stabil.
  1. Pemilihan kata

Kebiasaan orang tua dalam menggunakan kata-kata positif saat menasihati anak akan membuat anak memiliki ketrampilan dalam memilih kata, terutama saat berbicara. Jangan biasakan berbicara dengan anak dengan menggunakan kata-kata yang negatif, kasar, apalagi yang tidak sopan. Anak-anak akan lebih mudah menerima hal-hal yang kurang baik, maka Anda perlu berhati-hati dalam memilih kata, terutama saat menasihati anak. Selain kata-kata yang positif, anak-anak juga perlu belajar memuji lawan bicara. Agar anak terampil dalam memuji orang lain, maka Anda pun perlu rajin memuji anak, terutama saat ia melakukan hal-hal yang baik
  1. Bahasa tubuh

Bahasa tubuh juga akan membuat anak menjadi terlihat menarik. Saat berbicara pada anak, biasakanlah melakukan kontak mata. Dengan melakukan kontak mata, anak pun akan terbiasa melakukan kontak mata dengan orang lain, sehingga bisa memacu kepercayaan diri anak. Saat berbicara kepada anak, Anda harus dalam keadaan hati yang tenang. Bila hati Anda tenang, maka anak pun akan terbiasa melakukan komunikasi dalam keadaan yang tenang, tidak mudah cemas, dan tidak terlihat terburu-buru. Dalam keadaan hati yang tenang, anak akan terlihat rileks dan mampu mengendalikan setiap gerakannya. Hal ini akan membuatnya tidak terbiasa melakukan gerakan-gerakan tubuh yang tidak perlu saat berbicara, misalnya menggoyangkan tubuh, menggerakkan kaki, maupun garuk-garuk kepala, yang akan membuat anak menjadi kurang menarik.
  1. Ekspresi wajah

Saat berbicara pada anak, berusahalah menunjukkan ekspresi wajah yang ceria dan murah senyum, sehingga anak akan mencontohnya. Anak yang terbiasa berbicara dengan wajah berseri akan menambah daya tarik anak dalam berbicara, sehingga ia akan terkesan ramah dan terbuka pada siapa saja.
  1. Jabat tangan erat

Ajarilah anak berjabat tangan yang baik, yaitu dengan menggenggam erat tangan orang yang kita ajak berjabat tangan, sambil melakukan kontak mata dan tatapan yang ramah.  Hal ini akan membantu anak agar mendapatkan kesan yang baik saat pertama berkenalan dengan teman atau orang yang baru.
Ketrampilan bertutur kata memang perlu dimiliki oleh setiap anak sejak dini. Hal ini akan sangat berguna bagi masa depan anak. Bila sejak dini seorang anak sudah memiliki kemampuan berbicara yang baik, maka ia akan semakin mudah diterima oleh masyarakat dalam pergaulan, sehingga lebih memiliki banyak kesempatan terutama dalam karirnya kelak.


DAFTAR SEGERA TEMPAT TERBATAS
Lembaga Kursus dengan program terlengkap yang mempunyai fasilitas pembelajaran paling nyaman untuk memantapkan siswa dalam persiapan masuk PTN, target lolos PTN, dan siap bersaing dengan sekolah lain. 

LEARNING IS SUPER FUN…
CP. Shinta Dewi 085725068738 

Silahkan KLIK DISINI untuk informasi lebih lanjut.
Ikuti dan dapatkan Tips & Trik masuk SMA TARUNA NUSANTARA 

Read more...

Menasihati atau Menegur Anak Perlu Berhati-hati, Ini Caranya!

0 komentar
Entah karena aktivitasnya yang terkadang membahayakan dirinya sendiri, entah karena mengabaikan nasihat yang pernah diberikan orang tua, entah karena keaktifannya yang mengganggu aktivitas orang tua, anak-anak terkadang membuat orang tua kehilangan kesabaran. Teguran atau nasihat sangat diperlukan anak-anak supaya mereka bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Sehingga perilaku dan perkataan mereka bisa lebih baik. Namun bila teguran atau nasihat tersebut kurang “pas”, maka hal ini bisa menjadi bumerang bagi orang tua. Karena bagaimana pun pribadi anak-anak adalah pribadi yang masih sangat peka dan mudah tertekan bila menerima suatu teguran atau nasihat yang terlalu keras.
  1. Menggunakan kata-kata positif

Kata-kata positif adalah kata-kata yang bersifat membangun. Kata-kata positif menghindari kata “tidak boleh” atau “jangan”. Kata-kata positif lebih merujuk pada saran atau penjelasan mengenai suatu alasan mengapa suatu perbuatan tidak boleh dilakukan. Misalnya ada anak yang nonton TV hingga larut malam. Orang tua bisa menasihati anak tersebut dengan mengatakan, “Nak… Hari sudah larut malam. Bila kamu tidur terlalu larut malam, besok kami bisa bangun terlambat.”
Selain kata-kata positif, anak-anak juga perlu memiliki ketrampilan bertutur kata.
  1. Hindari kata-kata sifat yang negatif

Ada banyak kata-kata sifat yang memiliki nilai negatif dan sering diucapkan orang tua kepada anaknya. Kata-kata negatif ini misalnya adalah kata bodoh, payah, nakal, bandel, dan lainnya. Kata-kata seperti ini seharusnya tidak boleh terucap oleh orang tua kepada buah hatinya. Kata-kata ini bisa diubah menjadi kata-kata yang bersifat motiivatif. Misalnya kata bodoh atau malas, bisa diganti dengan kalimat motivatif, “Kamu harus lebih rajin belajar supaya mendapatkan nilai yang lebih baik!”
  1. Saat berada dalam bahaya

Ada kalanya anak melakukan tindakan yang membahayakan dirinya. Orang tua terkadang menjadi panik, sehingga mengeluarkan kata-kata yang bersifat kasar atau malah membuat anak terkejut dan ikutan panik. Hal-hal seperti ini perlu dihindari, walaupun terkadang karena penyakit “latah” orang tua sering melakukannya. Hal-hal yang bersifat mengejutkan anak sebaiknya dihindari, karena hal ini bisa memberikan efek trauma bagi anak. Menunjukkan ketegasan tidak harus dalam keadaan panik atau marah. Tidak mudah memang, karena terkadang karena sifat bawaan orang tua sering lupa dan melakukan kesalahan. Namun bila sekarang anda memahami dampak negatifnya, semoga anda bisa segera mengubah sikap anda. Yang perlu dilakukan orang tua saat buah hatinya melakukan hal yang membahayakan adalah dengan mengatakan, “Awas”, “Stop”, atau “Hati-hati”. Sebaiknya anda menggunakan salah satu kata saja, sehingga anak menjadi terbiasa bahwa kalau anda menggunakan kata, misalnya “Awas”, berarti aktivitas yang sedang dilakukan sangatlah berbahaya dan harus dihentikan.
  1. Bersikap bijak dalam memberikan konsekuensi

Bila anak melakukan hal-hal yang positif, maka anak akan mendapatkan penghargaan, berupa pujian atau diberikan hadiah tertentu. Namun tentu saja ada juga yang namanya konsekuensi negatif. Konsekuensi ini diberikan kepada anak yang melanggar kesepakatan atau aturan yang telah dibuat oleh orang tua dan anak. Konsekuensi negatif yang disarankan adalah dengan mengurangi hal-hal atau aktivitas yang disukai anak-anak. Misalnya ada anak yang gemar bermain selama 2 jam per hari. Maka bila ia berbuat kesalahan, maka ia hanya boleh bermain game 1 jam per hari.
Akan lebih baik lagi bila Anda membuatkan anak suatu aturan. Aturan ini perlu dibuat dengan cara membuat kesepakatan bersama anak.
  1. Menenangkan diri

Agar hati tetap tenang saat menasihati anak, sebaiknya anda berusaha berinstrospeksi diri terlebih dahulu. Bila perlu anda sudah menulis poin-poin yang akan diberikan kepada anak dan sampaikanlah dengan kalimat yang baik atau positif. Bila perlu berdoalah terlebih dahulu agar kata-kata negatif tidak keluar dari mulut anda. Bagaimana pun emosi yang labil bisa membuat anda mengeluarkan kata-kata negatif, dan nada bicara anda pun menjadi keras atau tinggi. Hal ini akan sangat menyakiti hati anak.
Ketenangan hati dalam menasihati anak usia dini memang sangat penting. Hal ini perlu dilakukan mengingat anak-anak adalah pribadi yang masih sangat rapuh.
  1. Tidak mengancam

Hindari kalimat yang bersifat mengancam, misalnya “Kalau makanannya tidak habis nanti kamu nanti tidak bisa menjadi anak yang pintar.” Kata-kata atau kalimat yang bersifat mengancam akan menyebabkan kejiwaan anak menjadi terancam. Bila terus menerus dilakukan maka akan sangat mengganggu kejiwaan anak. Anak bisa menjadi pribadi yang minder, penakut, dan tidak terbiasa mengikuti kegiatan-kegiatan yang bersifat dilihat banyak orang.Hal ini dikarenakan pemikiran anak yang menganggap bahwa dirinya adalah anak yang tidak bisa melakukan sesuatu dengan benar.
Bagaimana pun pendekatan emosional dari orang tua kepada anak adalah yang utama. Kualitas kebersamaan antara orang tua dan anak harus selalu ditingkatkan setiap hari. Sehingga dengan adanya kualitas kebersamaan yang baik, maka segala permasalahan bisa cepat terselesaikan dan tidak perlu khawatir. Dengan kedekatan ini pula, orang tua semakin paham kata-kata apa saja, kalimat yang bagaimana, dan poin-poin apa saja yang perlu disampaikan, agar anak tidak tertekan apalagi merasa depresi dengan nasihat-nasihat yang diberikan orang tua.


DAFTAR SEGERA TEMPAT TERBATAS
Lembaga Kursus dengan program terlengkap yang mempunyai fasilitas pembelajaran paling nyaman untuk memantapkan siswa dalam persiapan masuk PTN, target lolos PTN, dan siap bersaing dengan sekolah lain. 

LEARNING IS SUPER FUN…
CP. Shinta Dewi 085725068738 

Silahkan KLIK DISINI untuk informasi lebih lanjut.
Read more...

Cara Menerapkan Aturan, Agar Anak Tidak Tertekan

0 komentar
Aturan-aturan memang perlu diterapkan, agar anak bisa menjaga ketertiban dan mengutamakan kedisiplinan. Namun bila aturan tersebut terlalu berat bagi anak, tentu bisa menyebabkan anak menjadi tertekan. Bagaimana agar aturan ini bisa dipatuhi anak dengan ketulusan tanpa ada rasa keterpaksaan?
  1. Perlunya membuat aturan secara bersama. Berdiskusilah dengan buah hati tercinta.

Agar tercipta suatu mufakat bulat, maka orang tua perlu berdiskusi bersama anak. Orang tua tidak boleh membuat aturan secara sepihak. Diskusikan kepada anak tentang aturan yang disepakati. Biarkan anak yang memutuskan konsekuensi dari aturan yang dibuat. Selain itu, orang tua juga perlu menjadi contoh yang baik. Dalam hal ini, orang tua juga harus mematuhi aturan yang telah disepakati. Konsekuensi yang disepakati haruslah memiliki tujuan untuk memperbaiki kepribadian anak.
  1. Berlakukan konsekuensi saat anak sudah bisa menenangkan diri

Saat anak berbuat kesalahan, tentu saja orang tua perlu menegur anak. Namun terkadang teguran kepada anak, membuat anak menjadi sedih atau marah. Terkadang ekspresi kesedihan dan kemarahan terungkap secara verbal. Dalam keadaan ini, orang tua perlu menenangkan anak terlebih dahulu. Bila perlu, berikan waktu sejenak kepada anak untuk menenangkan diri atau melakukan introspeksi diri, hingga dia menyadari kesalahannya. Bila anak ingin melakukan pembelaan, tentu saja orang tua perlu mendengarkan anak dengan dengan penuh kesabaran. Setelah anak terlihat lebih tenang dan menyadari kesalahannya, berikan konsekuensi kepadanya.
  1. Ketegasan dengan cinta dan kelembutan

Bila anak benar-benar telah melakukan kesalahan, konsekuensi harus tetap dilaksanakan. Hal ini bisa menumbuhkan tanggung jawab pada anak. Konsekuensi juga tidak perlu hal-hal yang berat. Contoh konsekuensi yang bisa diberikan kepada anak adalah tidak boleh bermain video game dalam jangka waktu tertentu atau mengurangi uang jajan. Bila anak mengeluh saat diberikan konsekuensi, tetaplah pada pendirian. Jelaskan kepada anak dengan kelembutan akan pentingnya bertanggung jawab dengan apa yang telah ia perbuat.
  1. Konsekuensi positif juga perlu

Anak-anak tidak hanya membutuhkan konsekuensi yang berwujud “hukuman”, namun mereka juga membutuhkan pujian dan penghargaan. Saat mereka melakukan sesuatu yang baik, orang tua bisa memberikan pujian atau penghargaan kepada anak. Ucapkan pujian dengan hati yang tulus. Bila perlu, berikan penghargaan juga kepada anak, agar anak semakin terpacu untuk mematuhi aturan.
  1. Lakukan rekonsiliasi agar tiada luka di hati

Setelah anak melakukan kesalahan dan mendapatkan konsekuensi, biasanya anak akan merasa bersalah (bila ia benar-benar bersalah). Dalam hal ini, rekonsiliasi sangatlah penting. Orang tua perlu melakukan pendekatan kembali kepada anak. Ungkapkan apa ketidaksukaan Anda dari apa yang telah dilakukan anak, sehingga anak akan paham akan kesalahannya dan memiliki niat untuk memperbaiki. Bila perlu, Anda bisa memulainya dengan meminta maaf bila ada kata-kata tindakan anda yang salah.
  1. Aturan perlu dipatuhi oleh anak-anak dan orangtua

Anak-anak biasanya akan mencontoh perbuatan dan perkataan orang tuanya. Maka sebagai orang tua, anda perlu memberikan contoh yang baik bagi buah hati anda. Karena pengaruh terbesar dari perkembangan kepribadian anak adalah orang tua mereka sendiri. Semoga buah hati anda akan semakin tumbuh menjadi anak yang baik, disiplin, dan bertanggung jawab.
 
Aturan dibuat untuk mendisiplinkan anak. Anak-anak yang terbiasa hidup disiplin biasanya akan lebih bisa mematuhi aturan. Sifat disiplin bisa dipupuk dengan mengajarkan nilai-nilai kebaikan. Ayo ajarkan aneka nilai kebaikan dengan media dongeng dan lagu anak.
DAFTAR SEGERA TEMPAT TERBATAS
Lembaga Kursus dengan program terlengkap yang mempunyai fasilitas pembelajaran paling nyaman untuk memantapkan siswa dalam persiapan masuk PTN, target lolos PTN, dan siap bersaing dengan sekolah lain. 

LEARNING IS SUPER FUN…
CP. Shinta Dewi 085725068738 

Silahkan KLIK DISINI untuk informasi lebih lanjut.
 Ikuti dan dapatkan Tips & Trik masuk SMA TARUNA NUSANTARA
Read more...

Agar Anak Memiliki Pribadi Yang Berinisiatif dan Berdaya Kreatif

0 komentar
Pribadi yang berinisiatif adalah pribadi yang tidak mudah ikut-ikutan. Sedangkan daya kreatif adalah kemampuan anak untuk menciptakan sesuatu. Sebenarnya kedua sifat atau kemampuan ini sangat berkaitan dan saling mendukung. Karena biasanya anak yang kreatif adalah anak yang tidak mudah ikut-ikutan, namun akan selalu punya keinginan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Setiap orang tua pasti bangga memiliki anak yang seperti ini. Bagaimana cara membentuk anak memiliki karakter ini? Semoga berguna bagi para pendidik juga dalam membentuk karakter anak didiknya menjadi pribadi yang berinisiatif dan memiliki daya kreatif yang tinggi.
  1. Jangan berikan aturan yang terlalu mengikat anak

Berikanlah kreatifitas kepada anak dengan aturan yang tidak terlalu ketat. Aturan yang tidak terlalu ketat akan memungkinkan anak lebih bisa mengembangkan ide mereka. Salah satu contohnya adalah kita tidak perlu melarang anak-anak yang menggambar matahari namun diberi mata, hidung, dan bibir. Biarkan mereka berimajinasi sesuai dengan kemauan mereka.
  1. Berikan pendampingan

Sebenarnya anak-anak tidak membutuhkan banyak aturan, apalagi aturan yang ketat. Yang perlu diberikan kepada anak adalah petunjuk dan bimbingan. Karena terkadang daya tangkap dan cerna mereka dalam mengartikan suatu aturan juga belum maksimal. Maka agar anak-anak bisa belajar di kelas dengan tertib, kita perlu memberikan petunjuk atau penjelasan, dan tentu saja bimbingan secara intens. Karena bagaimana pun anak-anak juga sangat membutuhkan bimbingan agar bisa melakukan segala sesuatu dengan baik dan tertib.
  1. Perlunya menjadi pendengar yang baik

Kedekatan harus dibangun melalui aktivitas hidup sehari-hari, terutama saat anak berada di sekolah. Kita bisa meluangkan waktu ngobrol, bermain, dan makan bersama anak-anak.
Agar kita bisa dekat dengan anak-anak berinisiatif lemah, kita perlu tekun mendengarkan segala keluh kesah mereka. Saat mereka hendak menceritakan sesuatu, kita perlu bersikap antusias dalam mendengarkan. Sikap mau mendengarkan bisa menumbuhkan kedekatan dan kepercayaan. Maka kita perlu melalui tahap ini dengan baik.
  1. Membimbing anak dalam hal kemandirian

Anak-anak masih perlu pendampingan saat mereka melakukan segala aktiitas mereka. Hal ini perlu dilakukan mengingat anak-anak masih perlu belajar untuk melakukan suatu pekerjaan, terutama pekerjaan yang sulit, dengan baik. Agar pendampingan yang kita berikan tidak membuat anak menjadi “bergantung”, maka kita harus selalu ingat bahwa pendampingan yang kita berikan adalah bersifat membimbing. Sedangkan bantuan yang kita berikan pertama-tama adalah motivasi. Yang kedua adalah memberikan petunjuk. Kemudian bila anak didik kita benar-benar tidak bisa melakukan sesuatu seperti yang kita minta, kita bisa membantunya dengan kedua tangan kita. Sehingga motivasi bantuan kita adalah agar anak didik kita bisa melakukan sesuatu dengan baik, sesuai instruksi, dan dilakukan secara mandiri.
Salah satu menumbuhkan kemandirian pada anak adalah dengan cara mengajarkan kepemimpinan pada anak.
  1. Menaihati anak dengan kesabaran

Secara sadar atau tidak sadar terkadang ada pendidik yang mengingatkan anak didiknya dengan cara membentak. Hal ini sangat tidak disarankan untuk dilakukan oleh seorang pendidik. Seorang pendidik harus cerdas dan bijak dalam memilih kata, serta mengatur volume suara saat mengingatkan anak-anak didiknya. Hal terpenting di sini, kita harus menasihati anak dengan penuh kasih. Anggaplah kita sedang menasihati anak sendiri. Sehingga kata-kata yang kita keluarkan adalah kata-kata yang membangun dan tidak menyakiti hati anak.
  1. Orang tua perlu “menjadi anak-anak”

Sifat anak-anak sangat penting dimiliki oleh pendidik PAUD. Sifat kanak-kanak yang ceria, gemar bermain, bersahabat, dan lainnya perlu dimiliki oleh pendidik PAUD. Menjadi seperti anak-anak bukan berarti harus berperilaku kekanak-kanakan. Agar kita bisa lebih dekat dengan dunia anak-anak, maka kita juga perlu memiliki sifat yang dimiliki anak-anak. Misalnya adalah ceria, jujur, terbuka, gemar bermain, dan sifat lainnya. Bila kita bisa menjadi “setara” dengan anak-anak, maka anak-anak akan menjadi lebih dekat dengan kita dan patuh pada kita. Sehingga karena kedekatan dan kepatuhan itu pula anak-anak akan menjadi terbuka dan memiliki inisiatif yang tinggi saat melakukan banyak hal.
  1. Berikan pujian agar anak termotivasi

Pujian adalah penghargaan yang paling sederhana. Namun pujian tidak akan memiliki kekuatan bila kita tidak melakukannya dengan tulus. Agar anak-anak bisa memiliki rasa percaya diri yang tinggi, maka kita perlu tekun memuji mereka. Bukan pujian yang terlalu sering atau berlebihan, apalagi diulang-ulang. Pujian bisa kita berikan saat anak-anak tumbuh menjadi anak yang semakin baik, misalnya, semakin rapi dalam merapikan baju, semakin rajin masuk kelas, dan lainnya.
  1. Meningkatkan kepercayaan diri anak

Anak-anak yang memiliki inisiatif yang tinggi biasanya adalah anak-anak yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi pula. Agar kepercayaan diri anak semakin meningkat, kita bisa memberikan kepercayaan kepada mereka untuk mengerjakan tugas penting. Kita juga bisa meminta mereka untuk mengikuti pentas seni yang sesuai dengan bakat dan talenta mereka.
Pribadi yang berinisitatif biasanya sulit dipengaruhi orang lain. Itulah pentingnya bersosialisasi. Kurangilah mainan-mainan yang bersifat egois, misalnya video game, gadet, dan lainnya. Mintalah buah hati anda bermain dengan siapa saja namun tetap dalam pengawasan kita. Hal ini akan membuat anak-anak berpikiran terbuka, mau memikirkan kebutuhan orang lain, mau menerima kekurangan orang lain, namun tetap teguh dalam pendirian terutama dalam memperjuangkan suatu kebenaran
Kreatifitas seorang anak bisa dikembangkan dengan memberikan anak sarana belajar yang edukatif dan menyenangkan. Media pembelajaran yang menyenangkan tersebut bisa berupa lagu maupun dongeng anak.


DAFTAR SEGERA TEMPAT TERBATAS
Lembaga Kursus dengan program terlengkap yang mempunyai fasilitas pembelajaran paling nyaman untuk memantapkan siswa dalam persiapan masuk PTN, target lolos PTN, dan siap bersaing dengan sekolah lain. 

LEARNING IS SUPER FUN…
CP. Shinta Dewi 085725068738 

Silahkan KLIK DISINI untuk informasi lebih lanjut.
Ikuti dan dapatkan Tips & Trik masuk SMA TARUNA NUSANTARA 
Read more...
 
REAL KLATEN © 2018 . Cab.KLATEN