Pages

Banner 468 x 60px

 

Rabu, 14 Maret 2018

Pengembangan Media Pembelajaran

0 komentar
Sebuah perencanaan media didasarkan atas kebutuhan (need), apakah kebutuhan itu? Salah satu indikator adanya kebutuhan karena di dalamnya terdapat kesenjangan (gap). Kesenjangan adalah adanya ketidaksesuaian antara apa yang seharusnya atau apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi. Dalam pembelajaran yang dimaksud dengan kebutuhan adalah adanya kesenjangan antara kemampuan, keterampilan dan sikap siswa yang kita inginkan dengan kemampuan, keterampilan dan sikap siswa yang mereka miliki sekarang.

Misalnya pada Siswa SD, mereka diharapkan memiliki keterampilan dalam membaca, menulis dan berhitung. Ternyata dalam kenyataannya mereka baru dapat mambaca saja, sehingga kebutuhannya adalah bagaimana supaya mereka bisa menulis dan berhitung.Begitu halnya jika siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk menjumlahkan, mengalikan dan membagi, namun ternyata mereka baru bisa menjumlahkan saja.Dengan demikian kebutuhnnya adalah meningkatkan kemampuan mengalikan dan membagi.Tidak hanya pada pengetahuan dan keterampilan, pada aspek sikap juga sering terjadi kesenjangan yang mendorong kebutuhan.Misalnya siswa SD diharapkan sudah berperilaku hidup sehat dengan rajin menggosok gigi, membuang sampah pada tempatnya, mandi dua kali sehari, selalu berpakaian rapi dan tidak jajan sembarangan.Namun dalam kenyataannya tidak sesuai dengan harapan, dengan demikian terjadi kebutuhan bagaimana meningkatkan sikap siswa untuk hidup bersih.

Adanya kebutuhan, seyogyannya menjadi dasar dan pijakan dalam membuat media pembelajaran, sebab dengan dorongan kebutuhan inilah media dapat berfungsi dengan baik. Misalnya dalam pembelajaran bahasa Inggris pada umumnya siswa merasa kesulitan untuk membuat kalimat dengan bahasa Inggris ditambah perasaan malu dan takut untuk berbicara. Guru yang kreatif dapat menciptakan sebuah media yang disebut kantung ajaib. Dalam kantung tersebut diisi dengan berbagai benda bisa apa saja, misalnya buah, sapu tangan, makanan, batu, tanah liat dan lain-lain. Juga disediakan tulisan yang dilipat yang isinya kata-kata tertentu.Dengan sebuah permainan masing-masing siswa dipersilahkan untuk mengambil tulisan dan dari tulisan itu dia harus mengembangkannya menjadi kalimat, begitu juga dengan benda-benda yang ada di kantung ajaib tersebut sebagai bahan untuk mengembangkan kalimat dalam bercerita dalam bahasa Inggris.

Kesesuaian media dengan siswa menjadi dasar pertimbangan utama, sebab hampir tidak ada satu media yang dapat memenuhi semua tingkatan usia, dalam hal ini Barbara B. Seels (1994:98) mengatakan bahwa diperlukan Informasi tentang gaya belajar siswa atau learning style. Beberapa learning style yang dapat diidentifikasi dari siswa adalah (1) Tactile/Kinesthetic Para siswa memperoleh hasil belajar optimal apabila disibukan dengan suatu aktivitas. Mereka tidak ingin hanya membaca tetapi ikut terlibat langsung melakukan sendiri. (2) Visual/Perceptual. Para siswa memperoleh hasil belajar optimal dengan penglihatan. Demonstrasi dari papan tulis, diagram, grafik dan tabel adalah semua alat yang berharga untuk mereka Pelajar tipe visual selalu ingin melihat gambar, diagram, flow chart, time line, film, dan demonstrasi. (3) Auditory. Pelajar menyukai informasi dengan format bahasa lisan. Hasil belajar diiperoleh melalui mendengarkan ceramah kuliah dan mengambil bagian pada diskusi kelompok. (4) Aktif versus Reflektif Aktif: Pelajar cenderung untuk mempertahankan dan memahami informasi yang terbaik apa dengan melakukan sesuatu secara aktif dengan mendiskusikan atau menerapkannya dan menjelaskannya pada orang lain. (5) Reflektif :Pelajar suka memikirkan sesuatu dengan tenang “Mari kita fikirkan terlebih dulu” adalah tanggapan pelajar yang yang reflektif. (6) Seqwential Versus Global Seqwential : Pelajar menyukai untuk berproses step-by-step, terhadap suatu cara dan hasil akhir yang sempurna. (7) Global: Pelajar menyukai suatu ikhtisar atau ” gambaran besar” dari apa yang mereka akan lakukan sebelum menuju pembelajaran dengan proses yang kompleks.

Kebutuhan akan media dapat didasarkan atas tuntutan kurikulum. Siswa kelas enam SD pada akhir tahun diharapkan memiliki sejumlah kemampuan, keterampilan dan sikap yang telah dirumuskan dalam kurikulum. Pada awal tahun ajaran tentulah guru menghadapi kesenjangan untuk mencapai target kurikulum sehingga pada akhir tahun kemampuan itu sudah dapat dimiliki siswa.

Media yang digunakan siswa, haruslah relevan dengan kemampuan yang dimiliki siswa. Misalnya seorang siswa yang ingin belajar ucapan dan percakapan dalam bahasa Inggris melalui kaset audio, hanya akan dapat mengikutinya jika siswa tersebut telah memiliki kemampuan awal berupa penguasaan kosa kata dan dapat menyusun kalimat sederhana. Jika kita tidak memperhatikan kemampuan tersebut ketika diberikan media tersebut siswa akan mengalami kesulitan. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa program yang terlalu mudah akan membosankan bagi siswa dan sedikit sekali manfaatnya bagi siswa karena siswa tidak memperoleh tambahan kemampuan yang seharusnya. Sebaliknya program media yang terlalu sulit akan membuat siswa frustasi. Kemampuan dan keterampilan yang seharusnya dimilki oleh siswa tidak dapat terpenuhi dan terserap dengan baik, sehingga tidak terjadi perubahan perilaku pada diri siswa. Inilah yang harus dihindari dalam perancangan media pembelajaran.



DAFTAR SEGERA TEMPAT TERBATAS
Lembaga Kursus dengan program terlengkap yang mempunyai fasilitas pembelajaran paling nyaman untuk memantapkan siswa dalam persiapan masuk PTN, target lolos PTN, dan siap bersaing dengan sekolah lain. 

LEARNING IS SUPER FUN…
CP. Shinta Dewi 085725068738 

Silahkan KLIK DISINI untuk informasi lebih lanjut.
Read more...

Ciri-Ciri Guru Kreatif & Profesional (2)

0 komentar
Menjadi guru kreatif dan profesional bukanlah perkara mudah. Ada banyak sekali cara dan metode untuk menjadi guru kreatif dan profesional. Kali ini akan kami bagikan informasi yang disadur dari buku  “Kenapa Guru Harus Kreatif” karya Andi Yudha A. Salah satu fragmen terbaik dari buku ini mengulas tentang ciri-ciri guru kreatif dan profesional, ada 14 ciri guru kreatif yang perlu untuk anda simak yakni sebagai berikut:

8. Disiplin

Disiplin disini tidak hanya soal ketepatan waktu, tapi mencakup berbagai hal lain. Sehingga, guru mampu menjadi teladan kedisiplinan tanpa harus sering mengatakan tentang pentingnya disiplin. Contoh, disiplin dalam waktu, menyimpan barang, belajar dan sebagainya. Dengan demikian, akan timbul pemahaman yang kuat pada anak didik tentang pentingnya hidup disiplin.

9. Responsif

Ciri guru yang profesional antara lain cepat tanggap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik pada anak didik, budaya, sosial, ilmu pengetahuan maupun teknologi dan lain-lain.

10. Empatik

Setiap anak mempunyai karakter yang berbeda-beda, cara belajar dan proses penerimaan, serta pemahaman terhadap pelajaranpun berbeda-beda. Oleh karena itu, seorang guru dituntut mempunyai kesabaran lebih dalam memahami keberagaman tersebut sehingga bisa lebih memahami kebutuhan-kebutuhan belajar mereka.

11. Nge-Friend

Jangan membuat jarak yang lebar dengan anak didik hanya karena posisi anda sebagai guru. Jika kita dapat menjadi teman mereka akan menghasilkan emosi yang lebih kuat daripada sekadar hubungan guru murid. Sehingga, anak-anak akan lebih mudah beradaptasi dalam menerima pelajaran dan bersosialisasi dengan lingkungannya.

12. Suka dengan Anak

Ini wajib! Jangan harap bisa bergaul dan mendidik anak-anak jika pada dasarnya anda tidak suka anak-anak? Menyukai anak dan dunia mereka adalah syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang guru. Karena bagaimanapun, saat kita berada di antara mereka, bermain dan belajar bersama, kita pun harus ikut menimkati aktivitastersebut. Sebab, jika tidak, sia-sia saja apa yang telah kita lakukan.

13. Anak adalah Amanah

Hakikatnya semua yang ada di dunia ini adalah milik Allah, termasuk juga anak-anak kita. Menjaga mereka adalah kewajiban kita sebagai bentuk pengabdian kepada Sang Khalik. Seperti kita menjaga barang yang dititipkan oleh orang lain, tentu  kita akan berhati-hati dan berusaha menjaganya agar tidak rusak; agar sang pemilik merasa senang. Begitu pula dengan anak-anak kita. Bukankah anak adalah perhiasan dunia yang dititipkan Allah kepada kita?
Bagaimana dengan Anda? Sudahkah beberapa ciri diatas ada di sebahagian diri Anda? Tidak ada salahnya untuk mengintropeksi diri dan memperbaiki diri lebih baik lagi. Semoga bermanfaat.

Disadur dari Buku Kenapa Guru Harus Kreatif? Andi Yudha Astandiyar. Mizan Indonesia: Bandung, 2010.


DAFTAR SEGERA TEMPAT TERBATAS
Lembaga Kursus dengan program terlengkap yang mempunyai fasilitas pembelajaran paling nyaman untuk memantapkan siswa dalam persiapan masuk PTN, target lolos PTN, dan siap bersaing dengan sekolah lain. 

LEARNING IS SUPER FUN…
CP. Shinta Dewi 085725068738 

Silahkan KLIK DISINI untuk informasi lebih lanjut.
Read more...

Ciri-Ciri Guru Kreatif & Profesional (1)

0 komentar
Menjadi guru kreatif dan profesional bukanlah perkara mudah. Ada banyak sekali cara dan metode untuk menjadi guru kreatif dan profesional. Kali ini akan kami bagikan informasi yang disadur dari buku “Kenapa Guru Harus Kreatif” karya Andi Yudha A. Salah satu fragmen terbaik dari buku ini mengulas tentang ciri-ciri guru kreatif dan profesional, ada 14 ciri guru kreatif yang perlu untuk anda simak yakni sebagai berikut:

1. Fleksibel

Dibutuhkan guru yang tidak kaku, luwes dan dapat memahami kondisi anak didik, memahami cara belajar belajar mereka, sera mampu mendekati anak didik melalui berbagai cara sesuai kecerdasan dan potensi masing-masing anak.

2. Optimis

Keyakinan yang tinggi akan kemampuan pribadi dan keyakinan akan perubahan anak didik ke arah yang lebih baik melalui proses interaksi guru-murid yang fun akan menumbuhkan karakter yang sama terhadap anak tersebut.

3. Respek

Rasa hormat yang senantiasa ditumbuhkan di depan anak dapat memicu dan memacu mereka untuk lebih cepat tidak sekedar memahami pelajaran, namun juga pemahaman yang menyeluruh tentang berbagai hal yang dipelajarinya

4. Cekatan

Anak-anak berkarakter dinamis, aktif, eksploratif, ekspresif, kreatif dan penuh inisiatif. Kondisi ini perlu diimbangin oleh guru sehingga guru mampu bertindak sesuai kondisi yang ada

5. Humoris

Menjadi guru killer? Anak-anak malah takut kepada Guru killer dan tidak mau belajar. Meskipun tidak setiap orang mempunyai sifat humoris. Sifat ini dituntut untuk dimiliki seorang pengajar. Karena pada umumnya, anak-anak sangat menyukai proses belajar yang menyenangkan, termasuk dibumbui dengan humor. Secara tidak langsung, hal tersebut dapat membantu mengaktifkan kinerja otak kanan mereka

6. Inspiratif

Meskipun ada panduan kurkulum yang mengharuskan semua peserta didik mengikutinya, guru harus menemukan banyak ide dari hal-hal baru yang positif di luar kurikulum. Ia dapat membuat anak didik terinspirasi untuk menemukan hal-hal baru dan lebih memahami informasi-infromasi pengetahuan yang disampaikan gurunya

7. Lembut

Di manapun, guru yang bersikap kasar, kaku atau emosional biasanya mengakibatkan dampak buruk bagi peserta didiknya, dan sering tidak berhasil dalam proses mengajar kepada anak didik. Pengaruh kesabaran, kelembutan dan rasa kasih sayang akan lebih efektif dalam proses belajar-mengajar dan lebih memudahkan munculnya solusi atas berbagai masalah pendidikan.

Bersambung ke Ciri-Ciri Guru Kreatif & Profesional (2)


DAFTAR SEGERA TEMPAT TERBATAS
Lembaga Kursus dengan program terlengkap yang mempunyai fasilitas pembelajaran paling nyaman untuk memantapkan siswa dalam persiapan masuk PTN, target lolos PTN, dan siap bersaing dengan sekolah lain. 

LEARNING IS SUPER FUN…
CP. Shinta Dewi 085725068738 

Silahkan KLIK DISINI untuk informasi lebih lanjut.
 
Read more...

Otak Kanan vs Otak Kiri

0 komentar
Dewasa ini, perdebatan akan adanya persaingan antara otak kanan dan otak kiri semakin ramai. Meskipun samar-samar seolah-olah ada 2 kubu dalam memaknai pengguna otak kiri atau otak kanan.
Sebagai manusia yang telah diciptakan dengan “sempurna”, tentunya tidak kita pungkiri kesempurnaan ini bukan hanya terletak bagaimana kita memandang otak kiri yang cenderung akademis dan terstruktur atau otak kanan yang cenderung bebas dan imajinatif.

Seringkali kita terjebak dalam anggapan bahwa jika si A dominan otak kiri, maka akan sulit diajak duduk bareng sambil diskusi dengan si B yang dominan otak kanan, begitu pula sebaliknya.
Padahal jika kita cermati, apapun hasil tes yang mengatakan kita dominan menggunakan otak bagian kiri atau kanan atau bahkan pengguna otak tengah, lalu setelah itu apa? Pada dasarnya kita memiliki kedua belahan otak tersebut. Penggunaan dan kombinasi kedua belahan otak tersebut menjadikan kita manusa yang “sempurna”menggunakan nalar (baca: otak kiri) untuk menganalisa, berfikir ilmiah, logika serta menggunakan imajinasi (baca: otak kanan) untuk mengembangkan ide, gagasan, kreatifitas dan lain-lain.

Memaksimalakan kedua belahan otak kita adalah keniscayaan yang mebuat kita menjadi manusia yang bersyukur, manusia yang mau terus belajar dan mengembangkan potensi lebih baik lagi. Bukankah itu tanda kesyukuran kita terhadap organ yang luar biasa ini yang diciptakan oleh Sang Maha Sempurna?

Berhenti membanding-bandingkan kedua belahan otak kita, dan saling melihat kelemahannya. Kita didesain untuk memaksimalkan keduanya. Menggunakan mereka berdua diwaktu yang tepat serta mengkombinasikan mereka juga disaat yang tepat.

Bagaimana menurut Anda?
Read more...

Kamis, 01 Maret 2018

TRY OUT SBMPTN UB DI GEDUNG UNWIDA

0 komentar
Real Klaten bekerjasama dengan New Neutron Klaten dalam kegiatan "Pembahasan Try Out SBMPTN di gedung UNWIDA KLATEN, 27 Januari 2018 untuk mensukseskan ujian SBMPTN






Bagi kamu-kamu yang ingin mengikuti bimbingan TOEFL khusus mempersiapkan lebih dini mendampingi siswa-siswi agar bisa lolos ke Perguruan Tinggi Negeri Favorit. Tahun ini REAL Klaten membuka lebih awal bimbingan TOEFL Reguler Plus. Silahkan klik "Disc Rp. 1.250.000" untuk informasi lebih lanjut.

DAFTAR SEGERA TEMPAT TERBATAS
Keuntungan program ini memantapkan siswa dalam persiapan masuk PTN, target lolos PTN, dan siap bersaing dengan sekolah lain.

LEARNING IS SUPER FUN…
CP. Shinta Dewi 085725068738
Read more...

TRY OUT SBMPTN PINKY UNY DI GOR GELARSENA KLATEN

0 komentar
Real Klaten bekerjasama dengan Universitas Negeri Yogyakarta & New Neutron Klaten dalam kegiatan "Pembahasan Try Out SBMPTN di GOR GELARSENA KLATEN, 25 FEBRUARI 2018 untuk mensukseskan ujian SBMPTN.










Bagi kamu-kamu yang ingin mengikuti bimbingan TOEFL khusus mempersiapkan lebih dini mendampingi siswa-siswi agar bisa lolos ke Perguruan Tinggi Negeri Favorit. Tahun ini REAL Klaten membuka lebih awal bimbingan TOEFL Reguler Plus. Silahkan klik "Disc Rp. 1.250.000" untuk informasi lebih lanjut.

DAFTAR SEGERA TEMPAT TERBATAS
Keuntungan program ini memantapkan siswa dalam persiapan masuk PTN, target lolos PTN, dan siap bersaing dengan sekolah lain.

LEARNING IS SUPER FUN…
CP. Shinta Dewi 085725068738
Read more...

Rabu, 28 Februari 2018

Tips Belajar Soal Tes TOEFL Listening Comprehension

0 komentar
Tes TOEFL Listening Comprehension Section bertujuan menguji kemampuan Anda dalam memahami bahasa lisan. Akan tetapi, untuk bisa memahami bahasa lisan tersebut, di samping harus membiasakan diri mendengarkan bahasa Inggris lisan, Anda harus memiiiki pengetahuan struktur bahasa (tata bahasa) Inggris yang memadai. Semua kalimat dalam bagian ini menggunakan kalimat yang grammatically correct (benar menurut tata bahasa) dan biasanya dalam bentuk kalimat lengkap. Semua kalimat tersebut diucapkan dalam percakapan bahasa Inggris. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan soal tes TOEFL Listening Comprehension dengan baik, Anda dituntut memiiiki kemampuan untuk:
  1. memahami tekanan dan nada,
  2. memahami perbedaan bunyi,
  3. memahami idiom dalam bahasa Inggris,
  4. memahami ungkapan-ungkapan percakapan,
  5. memahami kelompok atau frasa kata kerja,
  6. menemukan informasi yang tersirat (tak dinyatakan secara jelas),
  7. memahami perbandingan, dan
  8. memahami makna/isi percakapan atau pembicaraan.

TIP DAN TRIK MENJAWAB SOAL LISTENING COMPEHENSION

  1. Pahami bentuk-bentuk petunjuk (direction) pada masing-masing bagian (part) dengan baik sebelum hari-H ujian.
  2. Bacalah pilihan pada masing-masing soal sebanyak mungkin ketika narator sedang membacakan perintah dan contoh soal (example).
  3. Dengarkan dengan penuh konsentrasi dan fokuskan perhatian Anda pada percakapan yang sedang Anda dengarkan.
  4. Maksimalkan kemampuan listening Anda pada soal-soal pertama pada masing-masing bagian.

JENIS PERTANYAAN SOAL TES TOEFL LISTENING COMPRHEHENSION 


Anda sangat perlu memahami berbagai bentuk pertanyaan tes TOEFL Listening Comprehens, seperti:
1. Soal yang menanyakan Pikiran Utama (Main Idea)
     - What is the main idea of this talk?
       (Apa pikiran utama dari percakapan ini?)
    -  What are they talking about?
       (Apa yang sedang mereka bicarakan?)
2. Soal yang menanyakan Topik Pembicaraan
    - What is the text about?
      (Tentang apa teks tersebut?)
    - What is the talk about?
      (Tentang apa percakapan tersebut?)
    - What does the text talk about?
      (Teks tersebut membicarakan tentang apa?)
    - What is the topic of this talk?
      (Apa topik dari percakapan ini?)
3. Soal yang menanyakan Kesimpulan (Conclusion/Inference)
    - What can we infer from the talk?
      (Apa yang bisa kita simpulkan dari pembicaraan tersebut?)
    - What is the conclusion of this meeting?
      (Apa kesimpulan dari pertemuan ini?)
4. Soal yang menanyakan Informasi yang detail (Detailed Information) mengenai Siapa [Who), Apa (What), Di mana (Where), Kapan (When), dan Bagaimana (How).
    - Where did it happen?
      (Di mana terjadinya?)
    - When was this virus invented?
    (Kapan virus ini ditemukan?)
    - How could the explorer obtained the location ?
    (Bagaimana penjelajah mendapatkan lokasi tersebut?)
    - Who is invited to the party?
    (Siapa yang diundang ke pesta itu?)
    - What time did the meeting begin ?
    (Jam berapa pertemuan itu dimulai?)
5.  Soal yang menanyakan Saran (Suggestion/Advice)
    - What does the woman suggest?
    (Apa yang wanita tersebut sarankan?)
    - What should the man do?
    (Apa yang seharusnya laki-laki itu kerjakan?)
6.  Soal yang menanyakan implikasi (Implication)
    - What does this statement imply?
    (Apa implikasi dari pernyataan ini?)
7.  Soal yang menanyakan Tujuan (Purpose)
    - What is the purpose of the talk?
    (Apa tujuan dari percakapan tersebut?)
8.  Soal yang menanyakan Judul (Title)
    - What is the best title of the talk?
    (Apa judul yang terbaik untuk percakapan tersebut?)
9.  Soal yang menanyakan tentang Sikap/Pandangan Pembicara (Speaker's View), apakah puas (satisfied) sedih (sad), bahagia (happy), kritis (critical), dan sebagainya, misalnya:
    - What's the speaker's impression about the event?
      (Bagaimana kesan pembicara tentang acara tersebut?)
    - What does the speaker's feel about it?
      (Apa yang pembicara rasakan tentang ini?)
10.  Soal yang menanyakan tentang Peserta Ceramah (Audience)
    - Who is the speech addressing to?
      (Ditujukan kepada siapa pidato tersebut?)
    - Whom is the speaker talk to?
      (Kepada siapa pembicara tersebut berbicara?)

STRUKTUR SOAL TES TOEFL LISTENING COMPREHENSION


Soal Tes TOEFL Listening Comprehension Section terdiri dari tiga bagian dengan 50 pertanyaan.
1.    Bagian A (Part A) terdiri dari 30 pertanyaan.
2.    Bagian B (Part B) terdiri dari tujuh sampai delapan pertanyaan.
3.    Bagian C (Part C) terdiri dari 11 sampai 13 pertanyaan.

Untuk menjawab 50 soal tersebut, Anda diberi waktu antara 35-40 menit. Jadi, Anda memiliki waktu antara 12-15 detik untuk menjawab 1 soal.
Semua soal akan diperdengarkan melalui tape dan tidak ada headphone, melainkan menggunakan speaker (pengeras suara) yang telah dipersiapan untuk tes TOEFL. Pembicara dalam tape menggunakan pengucapan dan ekspresi American English yang ucapan maupun ekspresinya agak berbeda dengan British English. Anda perlu sekali memahami perbedaannya, terutama cara pengucapannya. Pengetahuan yang cukup mengenai perbedaan bahasa Inggris British dan bahasa Inggris Amerika khususnya dalam hal pronunciation (pengucapan) akan sangat mendukung kemampuan Anda dalam mengerjakan tes Listening Comprehension.

Pada Part A

Pada Part A, Anda akan mendengar sekitar 30 percakapan pendek (short conversation/dialog) antara dua orang dan setiap satu percakapan akan diikuti oleh satu pertanyaan. Rata-rata satu pembicara hanya berbicara satu kali. Ketika Anda mendengarkan percakapan, Anda harus memperhatikan dengan cermat ungkapan yang diucapkan oleh pembicara kedua, karena biasanya kata kunci untuk menjawab berada pada kalimat yang diucapkan oleh pembicara kedua.

Pembicara kedua biasanya akan memberikan informasi penting yang membuat Anda bisa menjawab pertanyaan. Setelah satu percakapan selesai Anda akan mendengar sebuah pertanyaan. Empat pilihan jawaban sudah tersedia dalam lembar soal. Semua jawaban disusun secara gramatikal, dan tampaknya semua benar. Namun sebenarnya HANYA ADA SATU jawaban yang benar. Anda iya diberi waktu 10 sampai 12 detik untuk menjawab setiap soalnya.

TIP DAN TRIK MENJAWAB SOAL PART A


  1. Fokuskan pendengaran Anda pada orang kedua. 
  2. Jangan panik jika tidak bisa memahami kata demi kata dalam percakapan secara komplit. Anda hanya perlu menangkap ide atau isi percakapan.
  3. Bila anda sama sekali tidak bisa memahami apa yang dibicarakan pembicara kedua, pilihlah jawaban yang paling berbeda dari apa yang Anda dengar.
  4. Pahami bentuk-bentuk functional expression seperti agreement (persetujuan), uncertainty (ketidakpastian), suggestion (saran), surprise (keterkejutan), idiomatic expression, dan situasi ketika pembicaraan dilakukan.

A. Setiap pertanyaan dimulai dengan question words (kata-kata tanya) terutama:
    1. What (Apa/Apa yang/Berapa);
    2. Where (Di mana atau Ke mana); dan
    3. When (Kapan).

B. JARANG SEKALI pertanyaan dimulai dengan:
    1. Why (Mengapa);
    2. Which (Yang mana);
    3. Who (Siapa/Siapa yang); atau
    4. How (Bagaimana/Berapa).

Berikutini adalah beberapa penggunaan kata tanya yang sering muncul pada Tes TOEFL Listening hension Section Part A.
(1) What does the (man/woman) mean?
      (Apa maksud dari (laki-laki/wanita) tersebut?)
(2) What will the (man/woman) probably do (next)?
      (Apa yang mungkin akan dikerjakan oleh (laki-laki/wanita) tersebut (berikutnya)?)
(3) What will the speakers do?
     (Apa yang akan dilakukan oleh pembicara?)
(4) What is the (man/woman) going to do?
     (Apa yang akan dikerjakan oleh (laki-laki/wanita) tersebut?)
(5) What does the (man/woman) plan to do?
     (Apa yang (laki-laki/wanita) tersebut rencanakan?)
(6) What does the (man/woman) imply about...?
      (Apa yang diimplikasikan oleh (laki-laki/wanita) tersebut tentang...?)
(7)  is the (man's/woman's) problem ?
      (Apa masalah (laki-laki/wanita) tersebut?)
(8) What problem does the (man/woman) think the (man/woman) has?
      (Masalah apa yang menurut (laki-laki/wanita) tersebut dimiliki oleh (laki-laki/wanita) itu?)
(9) What are the speakers talking about?
      (Apa yang sedang dibicarakan oleh para pembicara?)
(10) What does the (man/woman) suggest that the (man/woman) do?
       (Apa saran yang diberikan oleh (laki-laki/wanita) tersebut yang seharusnya dikerjakan oleh (laki-laki/wanita) itu?)
(11) What does the (man/woman) say about...?
       (Apa yang dikatakan oleh (laki-laki/wanita) tersebut tentang...?)
(12) What does the (man/woman) think about...?
       (Apa yang dipikirkan oleh (laki-laki/wanita) tersebut tentang...?)
(13) What had the (man/woman) assumed about...?
       (Apa yang telah diasumsikan oleh (laki-laki/wanita) tersebut tentang...?)

PART B

Pada Part B, Anda akan mendengar sebuah percakapan panjang (long conversation/dialogue) antara dua orang dan setiap satu percakapan panjang akan diikuti oleh beberapa pertanyaan.

TIP DAN TRIK MENJAWAB SOAL PART B


1. Ketika narator membacakan petunjuk untuk PartB Anda sebaiknya membaca pilihan jawaban secara sekilas kemudian merekamnya dan memperkirakan tema apa yang akan menjadi perbincangan.
2.  Ketika menyimak conversation, Anda harus mengetahui tema/topik yang dibicarakan.
3.  Waspadalah terhadap masing-masing pertanyaan.
4. Cermati kondisi dan situasi yang terjadi seiama percakapan berlangsung, yakni menyangkut tempat dan waktu pembicaraan, apa dan siapa yang dibicarakan.

Teks lisan setiap percakapan panjang terdiri atas 140 s.d. 290 kata dan berlangsung sekitar 40 sampai 80 detik. Topiknya bersifat lebih akademis bila dibandingkan dengan Part A dan materinya berbicara seputar sejarah, ilmu pengetahuan atau organisasi universitas, dan kadang-kadang Anda perlu memperhatikan informasi yang berKaitan dengan angka-angka yang terdapat dalam percakapan ini. Di sini, Anda memiliki waktu kira-kira 12 detik untuk menjawab beberapa pertanyaan dalam satu percakapan panjang.
    Setelah percakapan panjang selesai, Anda akan mendengar beberapa pertanyaan yang diucapkan sekali. Pertanyaan tersebut biasanya dimulai dengan kata-kata tanya (question words) terutama:

    •    What (Apa/Apa yang/Berapa                     •  Why (Mengapa)
    •    How (Bagaimana/ Berapa, Bagaimana)     •  Who (Siapa)
    •    Where (Di mana, Ke mana                         •  Whom (Kepada/Dengan Siapa)

Contoh pprtanyaan-pertanyaan yang sering diperdengarkan Part B ini antara lain:
(1) What is the main topic of this conversation?
      (Apa topik utama percakapan ini?)
(2) Where does the conversation take place?
      (Di mana percakapan in berlangsung?)
(3) When did it occur?
      (Kapan ini terjadi?
(4) What will the man probably do next?
      (Apa yang mungkin akan dilakukan pria itu kemudian?)
(5) How does the woman decide to buy a ?
      (Bagaimana wanita itu memutuskan untuk  membeli...?)
(6) Who is the guest speaker?
      (Siapa pembicara tamu itu?)

PART C

Pada Part C, Anda akan mendengarkan ceramah pendek (a short lecture/talk) dan setiap satu mah pendek akan diikuti oleh beberapa pertanyaan. Biasanya setelah kuliah atau ceramah Jek, Anda akan mendengar 3 (tiga) sampai 7 (tujuh) pertanyaan.

TIP DAN TRIK MENJAWAB SOAL PART C


Bila Anda memiliki waktu, lihatlah pilihan-pilihan jawaban yang tertera pada lembar soal dan temukan kata kuncinya.
Waspadailah pembicaraan pada kalimat pertama karena biasanya akan menjadi topik bagi kalimat-kalimat selanjutnya.
Fokuskan pendengaran Anda pada hal-hal yang berkaitan dengan pertanyaan 5W (what, who, when, where, why) dan How.
Buatlah kesimpulan/inferasi atas situasi yang terjadi saat pembicaraan dilakukan.
Teks lisan setiap ceramah terdiri atas 140 sampai 290 kata dan berlangsung sekitar 40 sampai 80 detik.Topiknya bersifat lebih akademis bila dibandingkan dengan Part A dan materinya berbicara tar sejarah, ilmu pengetahuan, atau organisasi universitas, dan kadang-kadang Anda perlu perhatikan informasi yang berkaitan dengan angka-angka yang terdapat dalam percakapan/kuliah ini. Di sini, Anda memiliki waktu kira-kira 12 detik untuk menjawab beberapa pertanyaan n satu ceramah.
Setelah ceramah selesai, Anda akan mendengar beberapa pertanyaan yang diucapkan sekali. Pertanyaannya biasanya dimulai dengan Question Words (kata-kata tanya) terutama:
  • What (Apa/Apa yang/Berapa),
  • How (Bagaimana/ Berapa, Bagaimana),
  • Where (Di mana, Ke mana),
  • Why (Mengapa)
  • Who (Siapa), dan
  • Whom (Kepada/Dengan siapa)
Contoh pertanyaan-pertanyaan yang sering diperdengarkan dalam Part C ini meliputi main ideas, details, purpose, and implication:
(1)  Pertanyaan tentang main idea (pikiran utama) biasanya meliputi:
    - What is the main idea of the talk?
      (Apa pikiran utama dari percakapan tersebut?)
    - What is the talk mainly about?
       (Tentang apa percakapan tersebut?)
    - What are the speakers discussing?
       (Apa yang sedang dibicarakan oleh para pembicara?)
    - What would be a good title for the lecture?
      (Judul apa yang baik untuk kuliah tersebut?)
(2)  Pertanyaan mengenai detail percakapan (details) biasanya meliputi:
    - What does the man/woman say about...?
      (Apa yang dikatakan laki-laki/wanita tersebut tentang...?)
    - What does the man/woman want?
      (Apa yang diinginkan laki-laki/wanita tersebut?)
    - What does the man/woman suggest about...?
       (Apa saran laki-laki/wanita tersebut tentang...?)
    - What is the man/woman describing?
      (Apa yang laki-laki/wanita tersebut deskripsikan?)
(3)  Pertanyaan mengenai tujuan (purpose) biasanya meliputi:
    - Why did...?
      (Mengapa (bentuk lampau)...?)
    - Why is... ?
      (Mengapa (bentuk kini)...?)
    - Why does the man/woman think...?
      (Mengapa laki-laki/wanita tersebut mengira...?)
    - Why does the speaker mention...?
       (Mengapa pembicara menyebutkan...?)
(4)  Pertanyaan mengenai maksud atau implikasi (implication) biasanya meliputi:
    - What does the speaker imply about...?
      (Apa yang pembicara maksud tentang...?)
    - What does the speaker infer about...?
      (Apa yang pembicara simpulkan tentang...?)
    - What does the man/woman mean when he/she says...?
      (Apa yang laki-laki/wanita tersebut maksud ketika dia mengatakan...?)
(5)  Pertanyaan lain pada bagian ini bisa saja meminta Anda untuk memilih gambar, mencocokkan pertanyaan, dan mengelompokkan jawaban berdasarkan kategori. Contohnya:
    - You may be asked to pick out the correct drawing from what was described in words.
     (Anda mungkin diminta untuk memilih gambar yang sesuai dengan apa yang dideskripsikan dengan kata-kata.)
    - You may be asked to match two concepts together.
      (Anda mungkin diminta untuk mencocokkan dua konsep bersama-sama)
    - You may be asked to determine the sequence of events.
      (Anda mungkin diminta untuk menentukan urutan kejadian)
    - you may be asked to categorize certain concepts.
      (Anda mungkin diminta untuk mengkategorikan konsep tertentu)

Demikian artikel Tips Belajar Soal Tes TOEFL Listening Comprehension kami persembahkan untuk Anda yang kami kutip dari buku "Upgrade TOEFL SCORE".


DAFTAR SEGERA TEMPAT TERBATAS
REAL Pendidikan Bahasa Inggris dengan Native Speaker Berkualitas dan Bersertifikat Internasional.

LEARN ENGLISH WITH NATIVE SPEAKERS…
CP. Shinta Dewi 085725068738
 
Silahkan KLIK DISINI untuk informasi lebih lanjut..
Read more...
 
REAL KLATEN © 2018 . Cab.KLATEN