Dewasa ini, perdebatan akan adanya persaingan antara otak kanan dan
otak kiri semakin ramai. Meskipun samar-samar seolah-olah ada 2 kubu
dalam memaknai pengguna otak kiri atau otak kanan.
Sebagai manusia yang telah diciptakan dengan “sempurna”, tentunya
tidak kita pungkiri kesempurnaan ini bukan hanya terletak bagaimana kita
memandang otak kiri yang cenderung akademis dan terstruktur atau otak
kanan yang cenderung bebas dan imajinatif.
Seringkali kita terjebak dalam anggapan bahwa jika si A dominan otak
kiri, maka akan sulit diajak duduk bareng sambil diskusi dengan si B
yang dominan otak kanan, begitu pula sebaliknya.
Padahal jika kita cermati, apapun hasil tes yang mengatakan kita
dominan menggunakan otak bagian kiri atau kanan atau bahkan pengguna
otak tengah, lalu setelah itu apa? Pada dasarnya kita memiliki kedua
belahan otak tersebut. Penggunaan dan kombinasi kedua belahan otak
tersebut menjadikan kita manusa yang “sempurna”menggunakan nalar (baca:
otak kiri) untuk menganalisa, berfikir ilmiah, logika serta menggunakan
imajinasi (baca: otak kanan) untuk mengembangkan ide, gagasan,
kreatifitas dan lain-lain.
Memaksimalakan kedua belahan otak kita adalah keniscayaan yang mebuat
kita menjadi manusia yang bersyukur, manusia yang mau terus belajar dan
mengembangkan potensi lebih baik lagi. Bukankah itu tanda kesyukuran
kita terhadap organ yang luar biasa ini yang diciptakan oleh Sang Maha
Sempurna?
Berhenti membanding-bandingkan kedua belahan otak kita, dan saling
melihat kelemahannya. Kita didesain untuk memaksimalkan keduanya.
Menggunakan mereka berdua diwaktu yang tepat serta mengkombinasikan
mereka juga disaat yang tepat.
Bagaimana menurut Anda?
0 komentar:
Posting Komentar