Pages

Banner 468 x 60px

 

Selasa, 13 Februari 2018

IONs Culinary College

0 komentar


Kursus Memasak Jadi Kebutuhan dan Tren Gaya Hidup
Televisi bisa dikatakan menjadi salah satu inspirasi tumbuhnya gaya hidup memasak. Acara kuliner tak lagi sekadar memberi menu dan mempraktekkannya saja, tetapi juga diselingi dengan acara jalan-jalan. Industri media menyebutnya wisata kuliner. Bahkan, informasi tentang masakan juga seringkali menjadi selingan di info berita.

Kehadiran Chef Farah Quinn lewat program Ala Chef membuat memasak menjadi acara yang mengasyikkan. Memasak menjadi sebuah gaya hidup yang tidak hanya dilakukan di dapur tetapi juga di berbagai tempat, seperti di sisi kolam renang, gunung, kebun atau pantai. Demikian pula program Cerita Rasa William Wongso yang memberi edukasi cukup baik mengenai dunia kuliner. Sosok William juga berusaha memberikan konteks sosial-budaya kegiatan kuliner.

Namun, bisa dikatakan program acara Masterchef Indonesia dan Junior Masterchef Indonesia menjadi yang paling menarik minat orang dewasa dan anak-anak dalam mempelajari lebih jauh tentang kuliner. Betapa luar biasanya jagad kuliner, beragam tips memasak, kegiatan memasak, kisah para calon chef, dan bahan masakan dibedah dengan kemasan yang menarik.

Sehat cerminan bangsa yang kuat
Tren itu pun ditangkap menjadi peluang yang menjanjikan oleh para pelaku usaha yang kreatif membuat kelas memasak yang diperuntukkan bagi semua usia. Di tempat kursus memasak, anak-anak dapat bermain sekaligus belajar membuat berbagai kreasi makanan. Menurut Arleen Amidjaja dalam bukunya Fun and Mind Stimulating Things to do with Your Kids (2-6 years), memasak penting bagi anak karena memberi kesempatan untuk melatih motorik, mengembangkan sensitivitas rasa serta mengasah konsentrasi dan daya ingat. Kaum dewasa pun bisa meningkatkan kemajuan dalam hal keahlian memasak, terutama membuat hidangan yang tak hanya lezat tapi juga sehat.

"Kemajuan pola pikir dan perkembangan dunia kulinari kini semakin pesat. Kesadaran masyarakat yang menginginkan pola konsumsi makanan sehat dan baik pun semakin tinggi. Maka dari itu, kami perlu mengedukasi dan memasyarakatkan kulinari pada semua lapisan masyarakat," tutur Direktur IONs International Education, Tatiana Esti Astuti.

Melalui program IONs Culinary College, IONs International Education yang berlokasi di Jalan C. Simanjuntak No. 50, Terban, Jogjakarta, ingin mengedukasi masyarakat khususnya pelajar dan mahasiswa mengenai makanan sehat, mengajarkan cara memasak yang benar dan sehat sebagai gaya hidup modern. Selain itu, untuk mencetak seorang ahli dalam pengelolaan menu masakan dan dasar-dasar chef.

Tentu banyak hal yang bisa dipelajari di sini, mulai dari pemilihan bahan dasar, pengenalan teknik dasar menu, tata cara olah menu dan waktu pengelohaan menu serta penyajian menu. Dengan demikian, para peserta mampu memahami teknik-teknik memasak dari pemilihan bahan sampai penyajiannya.

"Kami membuka program basic untuk siswa dari TK sampai SMP Junior Cooking. Senior Cooking untuk SMA dan umum. Program Professional Chef untuk mahasiswa dan umum. Ada juga private khusus, baik perorangan atau kelompok, dan pendidikan jangka panjang Program IONs Culinary Academy (ICA)," jelas Tatiana.

Dari para chef, peserta akan mendapat banyak wawasan, seperti teknik pemilihan bahan, teknik mengolah, dasar prinsip seorang chef, serta soft skill untuk usaha. Satu hal yang juga penting, peserta akan lebih percaya diri dalam hal kuliner. Peserta dapat menyajikan pola makan sehat dan baik, serta pengembangan diri untuk bekerja di bidang kuliner.

Dari tren menjadi softskill
IONs Culinary College yang digagas IONs International Education telah memberi warna baru dalam dunia belajar. Kursus masak kasual yang tidak sekaku kuliah masak resmi. Dengan staf pengajar yang bersahabat serta profesional di bidangnya, IONs Culinary College menjadi tempat belajar unggulan yang diminati banyak kalangan.

Staf pengajarnya adalah chef professional dari berbagai hotel dan chef khusus dalam bidangnya masing-masing. Mereka ahli dalam masakan Western, Japanese, Oriental dan Middle East. Metode kulinari yang digunakan pun sangat menyenangkan, yakni 30% dasar-dasar teori dan 70% praktik. Program ini pun memperkenalkan teknik dasar pengelolaan menu dan dasar seorang chef, mulai dari pemilihan bahan yang berkualitas sampai penyajian hasil atau produknya.
Program ini juga memberi kebebasan waktu yang ingin dipilih para pesertanya. Mereka bisa mengambil pilihan waktu kursus mulai 1-3 bulan ataupun setahun penuh. Biasanya, peserta yang memilih opsi terakhir adalah mereka yang ingin menjadi chef profesional. Mengingat kesibukan kaum urban yang berpacu dengan waktu, IONs Culinary College juga membuka kursus private dengan waktu sesuai permintaan peserta.

Demi menjaga konsentrasi dan kedekatan antara peserta dengan guru, IONs Culinary College sengaja membatasi jumlah siswa dalam satu kelas. Setiap kelas biasanya diisi lima sampai enam siswa per program. Pada periode awal, program ini sudah menghasilkan beberapa generasi kuliner yang andal. Salah satunya peserta bernama Caca yang berhasil menjuarai Junior Masterchef session 3. Hingga saat ini IONs Culinary College telah meluluskan lima ratus lebih peserta.

Lihat Profil video dibawah ini :
 

0 komentar:

Posting Komentar

 
REAL KLATEN © 2018 . Cab.KLATEN